Mohon tunggu...
Eko Suryo Pranoto
Eko Suryo Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya guru dan pekerja keras, disiplin dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

21 September 2023   07:30 Diperbarui: 21 September 2023   07:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain kasih sayang, anak membutuhkan rasa aman, salah satunya dengan figure ayah dan ibu (Foto Pribadi)

Anak merupakan sebuah amanah yang telah Allah berikan kepada orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah dengan memberikan pendidikan sehingga anak tersebut menjadi anak yang saleh dan bermanfaat bagi umat. Selain itu, anak juga anak merupakan investasi paling besar yang dimiliki oleh keluarga dan masyarakat sebagai generasi penerus bangsa juga sebagai aktor masa depan yang membawa warna terhadap bangsa ini. Anak memiliki berjuta kemampuan yang akan terus berkembang melalui tahapan-tahapan perkembangan anak.

Sejak dilahirkan, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Para ahli mengatakan bahwa perkembangan di awal-awal anak dilahirkan merupakan perkembangan yang sangat kritis dibandingkan dengan perkembangan-perkembangan selanjutnya sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan dimasa kanak-kanak merupakan gambaran awal seseorang sebagai seorang manusia.

Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi waktu dan kematangan serta interaksi sosial. Selain itu beberapa pakar psikologi menjelaskan berbagai pengertian tentang perkembangan, diantaranya adalah perubahan progresif yang menunjukkan cara bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya perkembangan anak pada masa lalu akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Jika pada masa lalu perkembangan anak ada hambatan maka akan dipastikan perkembangan anak selanjutnya akan mendapatkan hambatan juga.

Perkembangan manusia sendiri merupakan proses yang kompleks, yang menjadi beberapa bagian, bagian pertama adalah perkembangan fisik, intelektual yang termasuk kognitif dan bahasa, emosi sosial, dan juga perkembangan moral. Selain perkembangan, manusia juga dibekali dengan emosi. Emosi merupakan letupan perasaan yang muncul dari dalam diri seseorang. Emosi merupakan kondisi kejiwaan manusia.

Kemampuan emosi anak mulai bereaksi ketika baru dilahirkan. Anak mulai bereaksi terhadap lingkungan dengan tangisannya. Beberapa pola emosi diantaranya rasa takut, rasa marah, rasa cemburu, rasa cita atau kesedihan, keingintahuan, kegembiraan, kasih sayang. Berdasarkan hal tersebut, perkembangan emosi anak perlu mendapatkan perhatian yang penuh terutama dari keluarga dan orang tua. Karena emosi anak akan berpengaruh kepada kepribadian dan lingkungan sosial anak tersebut.

Keluarga merupakan pondasi awal untuk pendidikan emosi anak. Keluarga juga memiliki peranan penting dalam pendidikan emosi anak. Karena pendidikan emosi dimulai dari keluarga, maka orang tua yang terampil dalam memberikan pendidikan emosi kepada anak, maka anak akan mampu bergaul dengan lingkungannya dengan baik.

Kita sebagai orang tua seharusnya sudah memiliki pengetahuan tentang perkembangan dan emosi anak, sehingga anak yang telah dianugerahkan kepada kita menjadi anak yang bermanfaat bagi lingkungannya. Selain itu, orang tua juga harus terampil dalam memberikan pendidikan emosi kepada anaknya, yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan emosi anak adalah orang tua memberikan tanggapan yang serius terhadap perasaan anak, kemudian berupaya memahami hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya perasaan tersebut. Memberikan jalan keluar yang positif, dan memberikan ketenangan dan keamanan anak, akan membuat anak nyaman dengan orang tuanya.

Selain membutuhkan kasih sayang, anak juga membutuhkan rasa aman. Rasa aman tersebut didapat dari figure ayah dan ibu. Kedekatan hubungan emosi antara anak dan orang tua sangat penting, sehingga anak dapat memenuhi kebutuhan rasa amannya. Selain itu, anak dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya jika ia memiliki hubungan emosi yang baik dengan keluarga. Karena keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak dalam pendidikan emosi. Oleh sebab itu orang tua juga bisa disebut sebagai pelatih emosi dalam keluarga anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun