Diantara salah satu hikmah dari puasa adalah melahirkan hati yang bersih dan jiwa yang bersih melalui latihan dengan ibadah, kita melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik, karena berpuasa itu salah tujuannya adalah untuk mencapai pribadi-pribadi yang bertakwa.
Puasa melatih diri menjadi sabar, tidak membalas keburukan dengan keburukan, melatih diri menjadi orang yang santun, dapat menahan emosi, puasa juga disebut dengan bulan kesabaran.
"Berpuasa pada bulan kesabaran (Ramadhan), dan berpuasa tiga setiap bulan, itu dapat menghilangkan kotoran-kotoran hati" (Imam Ahmad)
sesungguhnya diantara tanda dari kesuksesan kesempurnaan iman adalah mereka yang dapat memperbaiki akhlak, membersihkan hati mereka dari segala kedengkian, hasad dan kecurangan, dan membersihkan lisan mereka dari ghibah, dusta dan naminah, ini merupakan salah satu tanda dari suksesnya puasa, dia dapat mempuasakan lisan dan hatinya.
Rasulullah mengingatkan kepada kita "Puasa itu bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi puasa itu juga menahan diri dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji. Apabila ada yang mencelamu, memakimu, atau berbuat jahil kepadamu, maka katakanlah kepadanya "sungguh aku sedang berpuasa"" (HR Ibnu Majah & Hakim)
Asal kata puasa adalah menahan. Puasa adalah dapat menahan diri. Sesungguhnya puasa itu kita dapat menahan diri, maka dengan berpuasa kita akan mendapat selamat hati dan selamatnya lisan kita dari segala keburukan, karena banyak hal-hal yang mengotori hati, Nabi berkata "Ingatlah, dalam jasad manusia itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik juga seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati" (HR Bukhari & Muslim)
Keselamatan hati dan kelurusan lisan keduanya merupakan tanda kesempurnaan puasa seorang hamba. Para salaf dahulu memandang bahwa yang paling utama adalah orang yang paling selamat lisan dan hatinya. Sufyan bin Dinar berkata "Coba ceritakan kepadaku amal-amal sebelum kami, maka dia mengatakan, mereka amalnya ringan sederhana akan tetapi mendapatkan balasan yang besar, karena kebersihan hati mereka"
Kebersihan hati merupakan perkara yang paling utama, para salaf memandang kebersihan hati adalah amalan yang utama, pernah dikatakan kepada Ali bin Abi Thalib "siapakah orang yang paling bahagia? Orang yang paling bahagia, adalah orang yang mendapati pagi hari, dia tidak terlibat hutang dengan siapapun, dan dia tidak terlibat pertengkaran dengan siapapun"
Kita harapkan dengan ibadah Ramadhan ini, kita dapat menjaga lisan dan hati dari segala keburukan dan kejelekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H