Mohon tunggu...
Eko Supriyanto
Eko Supriyanto Mohon Tunggu... -

Saya adalah Internal Audit di PT Tri Banyan Tirta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Rindu Ibu

24 Oktober 2013   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Biasanya setiap masalah ku selalu q ungkapin kepada ibu, ibu selalu tau semua apa yang aku inginkan, ibu selalu memahami isi hati aku, disaat aku sedih, suka, duka bahkan setiap aku mencurahkan apa yang aku alami tak hentinya airmata ku mengalir, aku rindu ibu

Ibu selalu ada buat ku, ibu selalu jadi penopang hidup aku, ibu selalu menyinari disaat aku berada di kegelapan, aku rindu ibu

Namun sinar ibu kini padam, tak pernah aku mendengar tawa ibu yang biasanya aku dengar, tak pernah aku mendengar suara ibu yang begitu halus menyegarkan hati ku yg sedang sedih, suara mu hilang ditelan penyakit mu yang kian merasuk ke tubuh mu, sinar mu redup karna menahan sakit yang selalu merongrong raga mu, aku rindu ibu

Andai aku dapat menukar rasa sakit mu ibu, andai aku bisa menggantikan tubuh mu ibu, aku haus belaian mu ibu, aku haus kasih sayang mu ibu, aku rindu ibu

Tawa mu adalah berlian yang indah buat aku, senyum mu adalah udara segar di hidup ku, semua yang aku lakuin hanya untuk mu ibu, semua yang aku gapai saat ini karena mu ibu, aku selalu berharap dimana pun kau berada kau selalu dalam lindungan tuhan, aku rindu ibu

Sesak nafas ini bila aku tak mendengar suara mu yang selalu aku dengar begitu ceria, sakit hati ini mendengar suara mu yg begitu menahan sakit mu ibu, tolong ibu aku butuh obat dari mu, supaya nafas ku bisa kembali lega, supaya hati ini tak merasakan sakit, aku rindu ibu

Ibu tau kan didunia ini Cuma ibu yang aku punya, ibu mengerti kan setiap saat hanya ibu yang bisa membimbing ku, dan ibu pasti faham betul bagaimana sedetik pun tak ada ibu di hari-hari ku, aku mohon bu, jangan tinggalkan aku sendiri di dunia ini, jangan biarkan aku sedih tanpa mu, jangan biarkan aku menangis sendiri, aku rindu ibu

Aku rindu Ibu, Ibu yang selalu memberi semangat, ibu yang selalu mengatakan “ Hati-hati yah nak “ ibu yang selalu menanyakan “ sudah makan kamu nak “, ibu selalu bertanya “gimana keadaan mu nak” kini semua itu tak aku dengar disaat aku merindukan mu, tak pernah aku dengar disaat aku menghubungi mu, karna yang selalu aku dengar hanya susahnya kau bernafas, aku rindu ibu

Tuhan bolehkah aku bertanya,,,? “ apa salah ibu,,,, “ apa ibu ga patuh terhadap mu,,,? Apa ibu tidak memenuhi perintah mu,,,? Tuhan bolehkah aku menolong ibu,,,,? Bolehkah aku menggantikan semua yang ibu ku rasakan,,,? Bolehkah aku menjadi jaminan disaat ibu melakukan kesalahan,,,?, aku rindu ibu

Tuhan kau pasti lebih mengetahuai akan apa yang terjadi saat ini,, bukankah kau mengetahui kalau aku sangat menyayangi ibu ku, bukankah engkau tau hanya dia pelita hidup ku, bukan kah engkau faham hanya dia lah yang aku punya di dunia ini, karna kau lebih dulu merenggut ayah ku dari dulu, aku rindu ibu

Tuhan aku mohon tuk kali ini saja,, aku ingin menghabiskan masa-masa muda dan masa tua ku bersama dengan ibu, tuhan aku ingin membuat ibu tersenyum dan merasakan kebahagiaan sebelum dia kau ambil, tuhan bolehkah aku meminta jadikan ibu ku malaikat kecil mu disaat ibu kau ambil, aku tau tuhan, semua yang kau kehendaki pasti akan terjadi, tapi aku belum siap pabila saat ini kau ambil ibu ku,, aku rindu ibu

Tuhan jikalau kau ambil ibu ku saat ini, nanti aku sama siapa,,,? Aku ga tau harus kemana,,, apa kau tega melihat anak malang tanpa tujuan dan arah sendirian di dunia ini,,,? Apa kau akan merenggut senyum ku yang sekian lama ingin aku dapatkan,,,? Ku tau Tuhan, kau maha dari segalanya, atas ijin Mu aku serahkan semua ini pada mu.

Aku Rindu Ibu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun