Pagi ini, ketika selesai sarapan. Tak sengaja baca-baca berita sepakbola nasional di detik.com. Ada hal menarik dari salah satu berita didalamnya, yaitu mundurnya pelatih Persija ISL Iwan Setiawan. Seusai ditahan imbang tamunya Persisam Samarinda di hadapan pendukungnya sendiri, Iwan langsung mengutarakan kegelisahan selama melatih Persija di ISL.
Ada beberapa alasan Iwan mundur melatih di Persija, yaitu kualitas wasit yang tidak jujur. hal ini tentu mencederai kualitas kompetisi yang katanya terbaik tersebut. Ada ketidakjujuran dalam kompetisi yang dihelat pleh PT. LI tersebut. Buruknya kualitas wasit menjadi alasan utama beliau mengundurkan diri. Menariknya lagi, Iwan selalu memakai baju koko untuk mengkritisi ketidakjujuran di kompetisi tersebut. dia menilai dengan berbaju koko dapat menyindir pengurus untuk memperbaiki kualitas kompetisi, tapi apa mau dikata, warisan sepakbola ala Nurdin ini memang tak ada i'tikad untuk jujur dan profesional.
Fakta Kian Jelas
Berkaca dari berita terbaru tersebut, sekarang menjadi jelas kompetisi mana yang bobrok. Penilaian aktor di lapangan menguatkan bukti bahwa kompetisi ISL memang sarat akan nuansa ketidakjujuran. Seorang pelatih yang terjun langsung dilapangan menjadi bukti dan saksi bahwa kompetisi ISL tidak bisa memajukan sepakbola nasonal. yang ada malah semakin mengasah mental semua elemen di pesepakbolaan menjadi orang yang tidak jujur.
Ada hal menarik lagi yang penulis temukan di pertandingan Persija vs Persisam kemaren, yaitu sponsor yang menempel di jersey Persija, FBJ. Singkatan dalam jersey Persija tersebut menjadi kian aneh ketika Petinggi Jakarta hadir dan disorot kamera. itu berarti FBJ tak hanya diartikan sebagai Forum Bersama Jakarta, tapi bisa juga diplesetkan menjadi Fauzi Bowo Jakarta. Apa ada agenda politis didalamnya, entahlah.. Tapi yang pasti kita tidak menghendaki sepakbola digunakan sebagai media kampanye untuk mendulang suara didalamnya.. Kick Out Politic
Salam Merah Sejati..!!
