Mohon tunggu...
Eko S. Nugroho
Eko S. Nugroho Mohon Tunggu... Dokter - Direktur Rumah Sakit | Leadership Mentor | Healthcare Business Innovator

Direktur Rumah sakit | Leadership Mentor | Healthcare Business Innovator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penjara Organisasi, Perampas Kemerdekaan

17 Agustus 2019   13:30 Diperbarui: 17 Agustus 2019   15:04 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pola pikir kekinian itu ada ciri nya, yaitu:

1. Dramatic change is the new normal.
Dulu orang mendambakan kestabilan dan kemapanan. Namun tidak di jaman sekarang. Sekarang jamannya perubahan-perubahan terjadi demikian cepat dan kondisi yang serba tidak pasti adalah hal yang normal. Kestabilan yang baru adalah perubahan itu sendiri. Orang dengan pola pikir kekinian mampu melakukan sintesa dengan cepat atas hipotesa pemikiran terhadap kejadian-kejadian yang ada dan terhadap fakta-fakta yang ada untuk kemudian mengambil keputusan dalam waktu singkat. Dramatic change need dramatic action. Jangan disikapi dengan pola pikir jadul apalagi cara-cara lama sebuah tesis hasil sintesa jaman dulu.

2. Problem is the mother of innovation.
Orang dengan pola pikir kekinian akan menganggap masalah bukan masalah, tapi masalah adalah kesenjangan yang perlu dicarikan solusinya bersama dengan sumber daya yang ada. Ia tidak mengeluh, ia tidak menyalahkan, namun justru ia hadir mengambil peran memberikan usulan. Alih-alih menunggu masalah berlalu ia justru kreatif mencari solusi dan bersama mewujudkannya menjadi sebuah inovasi yang memiliki value bagi dirinya dan orang disekitarnya.

3. collaborating more than competing each other.
Dulu orang saling berkompetisi memperebutkan sumber daya alam dari dibelahan bumi utara hingga selatan. Sekarang sumber daya alam semakin habis tersisa hanya sedikit akibat kompetisi berdarah-darah di masa nya, sumber daya semakin langka. Kini saatnya berkolaborasi. Kelangkaan sumber daya tidak untuk diperebutkan, namun dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama saling berbagi, saling berkolaborasi. Tidak perlu memiliki segalanya, tapi saling membuka diri untuk berbagi sumber daya, berkolaborasi bersama akan melengkapi satu dengan lainnya.

Masih banyak pola pikir baru lainnya yang perlu kita miliki untuk meraih kemerdekaan di era digital saat ini, tiga pemikiran di atas termasuk hal utama yang perlu dimiliki sebagai individu yang hidup di era saat ini.

Saya pun masih terus belajar dan berusaha membebaskan diri dari penjara ini. Agar dapat menjadi individu yang benar-benar merdeka dan mampu memerdekakan orang lainnya.

Saya akhiri tulisan ini dengan kutipan dari pejuang kemerdekaan bangsa ini yang pernah dipenjara untuk membatasi gerak langkah perjuangannya, namun apa yang ia katakan dapat menjadi renungan...

"Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas"
(Bung Hatta)

Merdeka!!!!

17 Agustus 2019
dr.Eko S.Nugroho,MPH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun