“Bisa dikatakan bahwa konsep eco office memang pertama kali dikembangkan di Kantor P3E Suma (khususnya di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Sebelumnya, ada beberapa kantor swasta dan pemerintah yang mengembangkannya, tetapi kami memang lebih concern dan lebih konsisten menjalankannya” (Azri Rasul)
Sejak kapan sebetulnya pengembangan kantor berwawasan lingkungan (eco office) dikembangkan di Kantor P3E Suma? Menurut Azri Rasul, konsep eco office di kantor P3E Suma sudah berjalan cukup lama. “Kalau tidak salah sejak periode kepemimpinan Pak Ilyas Asaad yakni sejak tahun 2005-2007. Lalu berlanjut pada kepemimpinan Pak Ridwan Tamin, tetapi belum sepenuhnya dieksplore. Pada kepemimpinan Pak Yasid, konsep ini juga dilanjutkan, namun periode jabatan beliau sangat singkat karena ditarik ke Jakarta. Nah, konsep ini mengalami perkembangan pesat sejak periode kepemimpinan Pak Darhamsyah. Sejak kepemimpinan Pak Dar, kantor kita terus dipromosikan sebagai kantor berwawasan lingkungan,” kata Azrul. Inti dari konsep eco office, kata Azrul adalah penghematan energi dan efisiensi pemanfaatan sumber daya di kantor.
Perilaku ramah lingkungan tersebut akan berdampak pada semakin efisiennya pengeluaran-pengeluaran rutin yang secara langsung dapat berdampak secara ekonomis. Sebagai kantor berwawasan lingkungan, P3E Suma sudah menjalankan berbagai praktik cerdas hemat energi. Pertama, dengan menerapkan penggunaan kertas secara efisien. Caranya? Memanfaatkan sisi kosong dari kertas yang sudah dipakai. “Jadi, kertas itu tidak bisa dibuang sebelum digunakan kedua belahannya. Ini sangat membantu dalam hal penggunaan kertas,” terang Azrul. Kedua, dengan melakukan penghematan air. “
Di kantor P3E Suma, kami menggunakan air sumur bor. Tetapi, dalam pemanfaatannya, kami berusaha untuk meminimalkan dengan cara menggunakan kran air yang mengeluarkan air sedikit. Dengan cara itu kita bisa lebih hemat air. Kemudian juga, kami melakukan penampungan air hujan. Caranya adalah dengan membuat semacam rekayasa khusus, dimana pada saat hujan, air yang mengucur dari atap bisa ditampung lalu dialirkan ke sebuah bunker. Dan disekitar bunker itu kami membuat lubang-lubang biopori, sehingga saat bunker itu meluap, maka air tidak langsung masuk ke drainase tetapi masuk ke dalam lubang biopori,” jelas Azri.
Cara demikian, lanjut Azri, dapat mengembalikan kembali siklus air. Cara lainnya untuk menghemat air adalah dengan memanfaatkan pembuangan air yang sudah digunakan di WC dan di dapur. “Jadi air dari WC dan dapur itu tidak langsung mengalir ke drainase, tetapi masuk dulu ke Ipal. Di situlah, air tersebut diolah terlebih dahulu sebelum digunakan kembali untuk menyiram tanaman. Jadi, banyak orang bertanya-tanya, apakah air itu tidak berbahaya?
Sejauh ini kami terus periksa di laboratorium dan masih relatif aman karena ipal berfungsi dengan baik,” jelasnya. Untuk mengingatkan semua pegawai di kantor, maka sebuah sticker ditempelkan di kran-kran air yang isinya meningatkan untuk selalu berhemat air. Ketiga, dengan melakukan penghematan Listrik. Di kantor P3E Suma, semua saklar lampu sudah ditempeli sticker yang isinya tentang peringatan penggunaan. Termasuk di setiap komputer sudah ditempeli tulisan yang bunyinya “matikan komputer kalau tidak digunakan”. Dalam upaya memanfaatkan sumber listrik alternatif, kantor P3E Suma sudah menggunakan listrik teknologi sinar surya. “Inilah nanti yang akan menerangi sebagian taman-taman yang ada di depan. “jadi taman kita di depan, cahaya
lampunya bukan lagi dari listrik PLN, tetapi dengan teknologi surya. Bahkan, ada juga sebagian yang menggunakan tenaga angin. Ini juga bagian dari bagaimana kita memanfaatkan sumber daya alam,” kata Azrul. Sementara, untuk mengelolah sampah, kantor P3E Suma juga sudah memiliki Bank sampah khusus. Jadi, sampah plastik dan koran bekas yang dihasilkan di kantor langsung disimpan di bank sampah. Di Bank sampah ini juga, kata Azrul sudah mulai melakukan daur ulang sampah serta pembuatan benda-benda bernilai ekonomis dan bernilai seni tinggi. Itulah sebagian besar yang sudah ada di Kantor P3E Suma.
Masih ada tempat lain lagi seperti “rumah percontohan ramah lingkungan”, tempat snack yang dapat meminimalkan pemakaian kardus, pencucian kendaraan ramah lingkungan, dan lainnya. Bagaimana konsep eco office di P3E Suma dapat ditularkan ke kantor-kantor lain? Menurut Azri, sejumlah kerjasama sudah dijalankan P3E Suma. Misalnya dengan sekolah-sekolah (dari SD,SMP, SMA, hingga perguruan tinggi). “Kerjasama juga dilakukan dengan Lembaga Diklat seperti LAN, yang setiap saat menjadikan kantor P3E sebagai tempat belajar langsung bagi peserta diklatnya,” jelas Azrul yang juga pengurus KAHMI Makassar ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H