P3E Suma-KLHK (Jakarta, Sabtu, 14 Juli 2018)-Komitmen Indonesia dalam pengelolaan hutan berkelanjutan, kembali ditegaskan saat pertemuan dengan negara ASEAN di Nay Pyi Taw, Myanmar (12/7), waktu setempat.Â
Komitmen ini dituangkan dalam Country Report Indonesia tentang "Monitoring, Assessment and Reporting for Sustainable Forest Management (MAR for SFM) in ASEAN", saat pertemuan ASOF (The Asean Senior Officials on Forestry) ke-21.
"Komitmen ini terlihat dari antusiasme Indonesia menjadi Chair of APEC Expert on Illegal Logging and Associated Trade (EGILAT) untuk 2018 -- 2019, dan mendukung sistem pemanfaatan kayu yang transparan dan terdigitalitasi, diantaranya SILK, SIPUHH, SI-PHPL, SPARTAN, SIMPASDOK KPH, SI-HHBK, dan SI-KPHP", tutur Dr. Nurtjahjawilasa, Widyaiswara Madya Pusdiklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), mewakili DELRI.
Ditambahkannya, Indonesia juga membangun kesepakatan dengan Uni Eropa, Kanada, Australia, serta bekerjasama dengan para pihak dalam implementasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu).
"Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Indonesia boleh berbangga telah menjadi negara pertama yang memperoleh "Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT) License", Nurtjahjawilasa melenjutkan.
Saat ini sistem perdagangan kayu legal belum menjadi 'ultimate goal' dalam perdagangan kayu internasional. Terkait hal ini, Indonesia terus mempromosikan SVLK, serta mengimplementasikan UU Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, termasuk menghimpun dukungan berbagai pihak untuk mencapai pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 41%.
Sementara itu, pada agenda "Country Report of AMS on Sustainable Forest Management in ASEAN", Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Dr. Agus Justianto, mengajak negara-negara ASEAN untuk bekerjasama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR), sebagai mitra KLHK, dalam pengelolaan hutan lestari.
Pada pertemuan The 21th ASOF Meeting tersebut, juga dibahas implementasi kerangka kebijakan terkait kerjasama bidang kehutanan di regional ASEAN, dan hasil pertemuan ASEAN Working Group terkait isu Forest Product Development (AWG-FPD), CITES and Wildlife Enforcement (AWG-CITES & WE), Social Forestry (AWG-SF), Forest Management (AWG-FM), dan Forest and Climate Change (AWG-FCC). Selanjutnya, The 22th ASOF Meeting akan dilaksanakan di Manila, Philipina pada tahun 2019.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H