''Cita-citanya masyarakat pelaku ekonomi dapat sejahtera,'' tegas Menteri Siti.
Seperti biasa dalam berbagai kunjungan kerjanya, Menteri Siti juga melakukan dialog secara terbuka. Dengan seksama ia mengikuti berbagai masukan dari masyarakat dan tokoh adat.
''Saya sudah catat semua, akan saya pelajari dan segera ditindaklanjuti,'' pungkas Menteri Siti yang dalam kunker kali ini, didampingi anggota BPK RI, Prof Rizal Djalil, dan Bupati Kerinci.
Salah satu tokoh masyarakat yang juga Ketua KPHA Bukit Tinggai, Suhirman, mengapresiasi program Perhutanan Sosial di Kerinci. Saat ini proses pemetaan HA Bukit Tinggai seluas 41,7 Ha, telah dilakukan bekerjasama dengan berbagai pihak.
"Bagi kami hutan adat adalah Rimbo Larang, artinya ini adalah kehidupan kami. Setelah dipetakan arealnya lebih kurang 300 ha, yang dibagi menjadi beberapa zona: Zona Merah (mutlak/harga mati penyangga kehidupan), zona kuning (HHBK) memerlukan rehabilitasi hutan dan bibit tanaman", jelasnya.
Suhirman berharap Pemerintah dapat memberikan pelatihan agar pengelolaan hutan adat berjalan dengan baik.
"Harapan kami hutannya lestari, masyarakatnya sejahtera. Di Kerinci ada banyak yang bisa dikelola, tapi terkendala SDM dan fasilitas pengelolaan seperti Cengkeh dan kayu manis", tambahnya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H