Mohon tunggu...
Eko Rahmadian
Eko Rahmadian Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Petualang yang senang merantau :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sisi Lain Benua Biru

14 Januari 2012   00:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:55 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Im a traveller, not a tourist. I prefer a backpack to a suitcase :). Ga sanggup juga jadi turis. Tidur di hotel bintang 5, ikut tur keliling kota , makan di restoran mahal lengkap dari appetizer-main corse-sampe desert, dsb dsb, maklum mahasiswa hehehe2. Hidup sehari2  bergantung sama beasiswa.  Jadi ya, saya lebih prefer naik kereta kelas ekonomi kelas 2, bisa hemat sampai 60 persen. Tapi ya itu, walaupun kelas ekonomi tapi kalau di Indo dah kayak kelas eksekutif sih hehehe2. Saya juga lebih prefer beli tiket harian dalam kota yang harganya berkisar antara 4-6 euro saja, daripada ikut tour bus keliling kota yang harganya minimal 18 euro sehari. Kota-kota di Eropa umumnya menyediakan tiket harian 24 jam yang bisa dipakai untuk naik apa saja; bus, tram atau metro (subway). Kecuali di Venice-Italia, kendaraan umumnya cuma satu: waterbus :) Well, dan perjalanan pun dimulai, 4 hari setelah ujian tanggal 23 Desember. Tujuan pertama adalah Budapest-Hungary. Penerbangan selama 2,5 jam dari Eindhoven, dan yah, diatas pesawat saya sadar kenapa maskapai2 Indonesia susah nembus rute Eropa. Its so hard. Diatas awan ada awan. Jadi pesawat bener2 harus terbang tinggi supaya ga terganggu awan salju yang bentuknya kayak selimut beludru. Cantik banget :). Pantesan matahari jarang keliatan, wong nembus ke bumi nya susah hehehe2. [caption id="attachment_155816" align="alignnone" width="640" caption="Langit di eropa tengah (Dok.Pribadi)"][/caption] Okay, sampai di Budapest sempat terdiam sebentar di bandara, alphabetnya aneh , ga eye friendly. Ga ada bahasa Inggris ! Finally ke information centre dan yah, melakukan ritual ala traveller: minta peta dan beli tiket harian. Plus nanya kalau transportasi utama disini apa. Berhubung janjian sama temen di satu tempat, saya harus kesana dulu sebelum ke penginapan. Ga ada transport langsung, harus naik bis nomor sekian dulu, stop di pemberhentian kobayazh apa lah namanya, trus ganti metro (subway) jurusan nepliget apa gt hehehe2. Okay, ga boleh salah, ga boleh khilaf. Coz nobody speaks English :). Dan yaah, ketika melihat bus dan metro disini, Oh My God…jauh dari perkiraan. Kalau kata orang Jambi, “Odong-odong bangeet”. Jadul parah pisan, kayak kaleng gitu. Tapiiiii…tepat waktu, dan lengkap! Luar Biasa. Petunjuk arahnya digital, plus menit2 kedatangan, etc. Saluut. Ternyata bisa ya, biarpun jelek parah tapi ada dan tepat waktu.  Ga mesti mewah, yang penting tersedia. Indonesia Insya Alloh bisa bikin seperti ini, yang penting ada kemauan. Bus2 di indo jauh lebih baik, Mayasari bakti dsb. Kereta nya juga, ada busway pula. Cuman yaah, susah ngomongnya hehehe2. Dibilang ga punya duit sama aja, disini juga :). [caption id="attachment_155801" align="alignnone" width="640" caption="Subway di Budapest (Dok.Pribadi)"]

13265023181465080102
13265023181465080102
[/caption] [caption id="attachment_155819" align="alignnone" width="640" caption="Jangan bandingkan dengan tram di Barcelona (Dok.Pribadi)"]
13265063081698558010
13265063081698558010
[/caption] Disisi lain eksotisme kotanya luar biasa. Gemerlap diwaktu malam. Cantik, dan anggun. Bener2 surga bagi pelancong.  Hal yang sama saya temui di Bratislava, ibukotanya Slovakia, salah satu negara sosialis yang dulu menjadi bagian negara Cekoslovakia. Bedanya Bratislava ga segemerlap Budapest. Mungkin karena disini taraf ekonomi nya lebih rendah. Masih ditemui sisa-sisa bangunan ex komunis dan makam tentara Soviet. Dari apa yang aku lihat bisa kebayang gimana suram nya masa tsb. Saat semua orang harus sama dan sejajar secara social. So far, aku suka Bratislava, misterius city. Walaupun ga glamour dan wah. Satu lagi, ummh, cewe nya cantik-cantik. Kayak model semua. Tipikal eropa timur gt hehehe2. Hidung lancip, wajah datar, mata tajam..beugh :) [caption id="attachment_155802" align="alignnone" width="640" caption="Budapest malam hari (Dok.Pribadi)"]
13265023631130359050
13265023631130359050
[/caption] [caption id="attachment_155821" align="alignnone" width="640" caption="Makam tentara Soviet di Bratislava (Dok.Pribadi)"]
1326507834185293349
1326507834185293349
[/caption] Dari Bratislava saya pun terbang ke Milan. Perjalanan sekitar 2 jam. Malam tahun baru dihabiskan di Milan. Okay, my first expectation of Milan is that, sebelas dua belas dengan Paris. Piazza del Duomo (kalau di pelajaran Urban Social Studies dinobatkan sebagai public square no 1 di dunia) menjadi tujuanku di malam tahun baru. Duomo sendiri artinya cathedral. Jadi di tiap-tiap kota di Italy hampir bisa ditemukan Duomo. Duomo itu katedral paling besar. Sedikit dibawah Duomo namanya Basillica, dan paling kecil adalah Capel. Piazza Del Duomo waktu siang udah rame banget, udah ada panggung besar untuk artis2 tampil di malam tahun baru. Tapi sebelum kesana saya ke Stadion San Siro dulu, markas nya Inter Milan. Lumayan jauh, sekali ganti subway trus disambung naik bis. Tapi murah, karena saya megang tiket satu hari hehehe2. Tempel di mesin, udah naik J. Subway nya keren, busnya juga keren,San Siro nya juga kereen, tapi Masya Alloh..bau pesiiing dibelakangnya L. Buseet dah, macam stadion Persijam aja di Jambi..Bangunan2 disekitar nya penuh gravity..Ultra apa lah, Inter Monkey lah, segala macam segala macam. Ni yang nulis pasti bonek2 AC Milan..huh :p. [caption id="attachment_155794" align="alignnone" width="300" caption="San Siro Stadium (Dok.Pribadi)"]
13265020792131142441
13265020792131142441
[/caption] [caption id="attachment_155795" align="alignnone" width="300" caption="Gravity? (Dok.Pribadi)"]
13265021621811016966
13265021621811016966
[/caption] Tak lama di San Siro, saya balik ke Piazza Del Duomo. Waktu masih menunjukkan jam 6 sore. Saya liat banyak orang masuk ke Duomo. Naah, sebelum masuk ke Duomo saya ga tahu tuh Duomo tu apa, kirain museum, pengen naik ke puncak karena kayaknya seru gt kalau bisa liat Milan dari atas Duomo :).  Ternyata, orang2 berbondong2 masuk ke dalam karena di dalam sedang ada misa tahun baru (saya seorang muslim)  hehehehe2. Ya udah, sudah terlanjur masuk dan duduk di bangku khusus turis, bukan jemaat :). Seneng sih, kayak di tipi-tipi. Paduan suara nya keren, suaranya bagus . Dan isi didalam Duomo ternyata bener2 luar biasa. Sama kayak bangunan2 Eropa lainnya di Italia, penuh cita rasa tinggi, nilai seni yang ..i don’t know how to describe. I really adore it so much. Ga kebayang gimana orang jaman dulu bisa bikin ukiran sedetail ini, secantik ini, dst dst. Amazing.  Kelar misa tahun baru aku keluar, langsung ke depan panggung, acara baru dimulai. Itu sekitar jam 8 malam. Baru sejam berlalu dan 4 penyanyi tampil, keadaan mulai rusuh. Anak2 muda yang awalnya jejingkrakan, mulai ngidupin kembang api. Habis tu mercon. Mending kalo mercon asap, ni mercon yang suaranya macam bom..masya Alloh. Habis tu mecah2in botol bir. Rusuuuh banget, anarkis, dan gahar. Polisi awalnya bertindak, nangkapin anak2 muda itu, tapi cuma bentar,ga sanggup lagi kayaknya, dah ga bisa handle lagi..Jadi kontras banget, habis didalam Duomo syahdu senyap, di sayap kiri pusat perbelanjaan yang high class banget, gemerlap dengan deretan Prada, Luis Vutton, Gucci, dsb, eh dipelataran utamanya heboh rusuh ga jelas. Ditambah lagi ada yang hampir berantem gara2 cemburu ceweknya ditowel cowo tak bertanggung jawab hahahaha2. Parah banget emang orang sini yah. Cuma ya memang, yang cewe cantik2 yang cowo ganteng2. Modis gila. Bahkan nenek2 pun pake jaket berkelas nenteng tas bermerk. Ga sempat merhatiin sih, pake higheel juga ato stiletto wkwkwkw2. Bener2 luar biasa :) [caption id="attachment_155803" align="alignnone" width="640" caption="Piazza Del Duomo Milan tampak luar"]
1326502444834734328
1326502444834734328
[/caption] [caption id="attachment_155804" align="alignnone" width="640" caption="Piazza Del Duomo tampak dalam (saat misa tahun baru)"]
1326502505792957501
1326502505792957501
[/caption] Dari Milan perjalanan dilanjutkan  ke Venice, the City of Love. Bener2 kota romantis, cantik banget. Tapi ya itu, stress,  kiri kanan depan belakang orang ciuman semua :(. Envy, Gw ama siapa dong? :( . No complaint with this place, begitupun Firenze, the oldest city, yang berdiri sebelum Italy. Penuh bangunan dan patung2 dengan cita rasa tinggi . Yang parah disini adalah:  kereta nya. Tren Italia itu bener2 parah abis. Jadwal di papan elektronik depan sama di dalam bisa beda! Di depan katanya kereta tujuan x ada di Line 10, pas didalam ada di Line 16! Jauh gila. Stress emang..harus banyak olahraga jalan plus lari2 di dalam stasiun. Belum lagi resiko delay. Dari Venice ke Firenze saya ganti kereta 2 kali. Jadi di Tiket tertulis: Venice-Bologna; trus Bologna-Prato; baru Prato-Firenze. Lengkap dengan menit-menit departure dan arrival nya. Jadi, kurang lebih sekitar 15 menit setelah sampai di satu tujuan, kita ganti ke kereta yang lain lagi. Ternyata, pas dari Venice ke Bologna, kereta nya molor, telat sampe 10 menit. Pas sampe di stasiun Bologna, kejadian deh tuh, beda antara tulisan di papan depan sama papan dalam. Yang terjadi kemudian adalah seperti di film2: lari2an dari satu line ke line lain, dengan backpack plus tentengan, dan kita telat 1 menit..kereta nya sudah jalan. Bener2 masih didepan mata tuh kereta, tapi dah jalan. Hiks…tas jatuh kelantai dan lemes . Tapi Alhamdulillah, sejam berikutnya ada kereta yang lain sih..tetep Alhamdulllah juga hehehehehe2. Konsekuensi nya ya kereta Prato-Firenze juga molor sejam. Tapi bagusnya disini ya itu, tiap jam ada keberangkatan ke satu tujuan. Dan waktunya walaupun ga precise-precise banget, bisa diperhitungkan lah :) [caption id="attachment_155805" align="alignnone" width="640" caption="Venice senja hari (Dok.Pribadi)"]
1326502573501141578
1326502573501141578
[/caption] Well, last destination di Italy adalah Roma dan Vatican. Untuk Vatican, sama, I have no complaint, kota kecil yang luar biasa. Isi dalam katedral-nya Paus juga wonderful. Pas jam 12 siang altar utamanya bersinar karena cahaya matahari. Fyuuuh…ga tau ini dirancang dari ratusan tahun yang lalu atau baru-baru saja, tapi tetap, amazing :) [caption id="attachment_155806" align="alignnone" width="640" caption="Altar Vatican jam 12 siang (Dok.Pribadi)"]
13265026171086744471
13265026171086744471
[/caption] Kalau Roma..yah, I don’t know, mungkin sebelas dua belas sama Jakarta. Untuk pertama kalinya aku liat ada orang tidur di bawah jembatan di Eropa ya disini. Belum lagi busnya, rame penuh desak2an seperti bus2 di Jakarta. Atau kayak di busway. Beberapa tempat juga ada yang kumuh. Dan dari obrolan sama beberapa orang yg ditemui di perjalanan, yah, krisis ekonomi memang berdampak sekali disini. Salutnya, mereka juga menyadari kesalahan dan kelemahan diri sendiri, selain menyalahkan perdana menteri tentunya hehehe2.  Roma kota tua sekaligus modern yang anggun. Masih terlihat peninggalan kerajaan Romawi seperti Colosseum, Pantheon, dll. I like this city, terutama saat siang :) Untuk 2 kota di Spain, Barcelona dan Madrid..I have no negative things at all kecuali “kendala bahasa’. Bukan apa-apa sih, cuma masa perjalanan internasional ga bisa bahasa Inggris? Banyak turis yang datang kesini, karena memang kotanya luar biasa cantik. Pas mau ke Madrid dari Barcelona (sekitar 9 jam naik kereta) kita ditolak sama petugas gara2 datang kecepatan. Kereta jadwal jam 10 malam, kita datang jam setengah 9. Kenapa? Karena trauma ketinggalan kereta di Italia xixixix2. Petugas nya bilang, “Hey, u come too early. See the ticket, it is 10 pm. Pliz wait in the waiting room and come back again 15 minutes before departure”. Kita bengong, trus ngakak bareng hahahahah2. Ada-ada aja. Kecepetan salah, lambat apalagi :) [caption id="attachment_155800" align="alignnone" width="300" caption="Pantai Barcelona (Dok.Pribadi)"]
13265025931830391522
13265025931830391522
[/caption] Yaah, inilah sisi lain Eropa, si benua biru, dari sudut pandang seorang traveller sekaligus backpacker :). Kembali ke rutinitas mahasiswa, yang padat, dan mulai persiapan penyusunan tesis. Giat belajar, dan menabung for the next destination :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun