Psikologi perkembangan merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi, yang mengkaji tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan hingga masa tua. Setiap fase perkembangan pada manusia memiliki karakteristik yang berbeda, baik segi fisik maupun mentalnya. Perbedaan setiap fase perkembangan berimplikasi terhadap  proses pembelajaran. Setiap konten yang diberikan diselaraskan dengan konteks perkembangannya. Pada masa anak-anak merupakan masa emas dalam perkembangan baik fisik maupun otaknya. Stimulus yang diberikan sebaiknya memberi dampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan cara berpikirnya.
Masa Bermain
Pada masa anak merupakan masa bermain. Bermain merupakan aktivitas yang selalu dilakukan oleh anak. Pembelajaran tari pada anak harus tetap memperhatikan perkembangan bermainnya. Tari anak dapat dikembangkan dari permainan anak yang tumbuh berkembang di lingkungannya. Bermain juga dapat digunakan sebagai metode pembelajaran. Gerak yang dilakukan pada permainan bukan merupakan gerak tari, tari gerak bermain dan keseharian dapat dikategorikan gerak tari jika memiliki makna dan simbol. Gerak bermain kemudian diberi sentuhan makna dan simbol sehingga hadir sesuai dengan konsep-konsep sebuah tarian. Pengolahan gerak berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga menjadi salah satu kunci gerak bermain menjadi gerak tari. Pengolahan tempo dan dinamika pada rangkaian gerak tari menjadi keniscayaan. Gerak bermain dilakukan secara mengalir sesuai dengan makna dan simbol yang akan disampaikan.
Pengembangan gerak bermain tidak hanya bersumber pada jenis permainan, tetapi juga berdasarkan imajinasi yang akan dikembangkan. Tari Kelinci ciptaan Parjodjokwiryon misalnya, tarian ini diperuntukkan untuk perempuan usia 5 -- 8 tahun, atau yang duduk di jenjang pendidikan anak usia dini sampai kelas III sekolah dasar. Tarian ini penuh dengan imajinasi gerak-gerik seekor kelinci. Pada usia tersebut anak dibawa melakukan imajinasi kemudian diwujudkan dalam bentuk gerak. Gerak yang dilakukan sederhana. Tarian ini tidak hanya mempertimbangkan aspek perkembangan fisik, tetapi juga perkembangan intelektual. Pada perkembangan intelektual, anak dibawa untuk memahami ketukan, cepat, lambat, Panjang atau pendek gerak yang dilakukan. Pada tarian ini anak-anak membayangkan seekor kelinci yang sedang bermain dengan gerakan-gerakannya.
Sosial Emosional
Perkembangan sosial emosional pada anak memiliki peran dan fungsi penting untuk perkembangan masa berikutnya. Pada anak kemampuan sosial emosional mesti dilatihkan secara bertahap dan berkelanjutan sehingga merupakan satu kesatuan utuh. Sosial emosional yang dapat dikembangkan pada anak, seperti memahami konsep diri yang utuh, menghargai kelebihan orang lain, menghargai perbedaan di lingkungan sekolah dan tempat tinggal, menghargai budaya yang berbeda. Konsep menghargai dapat melahirkan kemampuan untuk menerima dengan hati lapang dan pikiran jernih bahwa di lingkungan sekolah atau tempat tinggal memang berbeda. Perbedaan merupakan sesuatu pemberian dari Tuhan, sehingga harus menerima perbedaan tersebut sebagai bagian dari kehidupan.
Pembelajaran tari dapat dijadikan sebagai media pendidikan untuk melatih anak meningkatkan kemampuan sosial emosional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara mempelajari budaya yang berbeda dengan lingkungannya, misalnya menarikan tari dari suku yang berbeda. Anak suku Sunda dapat mempelajari tari suku Minang. Secara konteks keilmuan tari tidak berbeda, yang membedakan hanya teknik gerak yang dilakukan. Perbedaan pada teknik gerak inilah yang dapat diberikan pengertian kepada anak. Pada pembelajaran tari yang paling penting adalah "menjadi" dari mana tarian tersebut berasal. Ketika konsep "menjadi" ditanamkan, maka secara bertahap dan berkelanjutan anak akan memahami perbedaan sebagai keniscayaan dalam kehidupan. Kebudayaan memang berbeda tetapi memiliki kesamaan yaitu sebagai ekspresi budaya masyarakat pendukungnya.
Kemampuan sosial emosional juga dapat ditumbuhkembangkan saat proses pembelajaran. Setiap anak diajarkan untuk dapat menerima kelebihan yang dimiliki oleh teman sebaya, menghargai orang lain, bertanggung jawab, disiplin, dan memiliki komitmen untuk belajar secara baik dan benar. Proses menumbuhkembangkan kemampuan sosial memerlukan komitmen dari orang dewasa, baik orangtua maupun guru. Kemampuan sosial emosional tidak serta merta akan bertumbuh dan berkembang pada beberapa saat, tetapi berkelanjutan sesuai dengan perkembangan usianya.
Kemampuan Kognitif
Pada masa anak, kemampuan kognitif masa emas. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan otak memasuki masa puncak sampai setidaknya umur 10 tahun. Stimulasi terhadap perkembangan kognitif menjadi keniscayaan. Anak-anak yang pada masa emas perkembangan dan pertumbuhan kognitif tidak mendapatkan stimulus yang baik, maka berdampak pada perkembangan tahapan berikutnya. Pada masa ini pembelajaran harus fokus pada perkembangan kemampuan berpikir baik secara divergen mapun konvergen. Kedua kemampuan ini seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi.Â
Peningkatan kemampuan harus menunjukkan yang oleh Vygotsky disebut dengan scaffolding. Kondisi ini dapat terjadi jika pembelajaran fokus pada zone of proximal development (ZPD), jarak antara  perkembangan aktual dengan perkembanfan potensial.Â