Menurut cerita salah seorang sepuh warga Desa Karangpari, bahwa di salah satu tempat di Desa Karangpari pernah dilalui dan disinggahi lutung kasarung. Pada waktu itu Lutung kasarung lewat dan singgah di dekat pohon mangga / buah gedong. Di sana di tempat singgah ada darah yang menetes, maka tempat tersebut dianggap keramat sampai sekarang. Dari sejarah itulah tempat tinggal penulis diberi nama Karangpari.
Waktupun berlalu, maka muncullah dari anggapan bahwa tempat tersebut keramat akhirnya masyarakat Karangpari selalu membuat sesaji di tempat tersebut serta mengadakan ruwatan setahun sekali setiap bulan Rabiul Awal (bulan Mulud). Dalam ruwatan dipersembahkan kesenian ibing ronggeng sebagai persebahan bagi para leluhur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H