Mohon tunggu...
EKO NURSANTY
EKO NURSANTY Mohon Tunggu... -

I used my traveling as my education class. I choose backpacker as my way and I dreamed my class as my big team. Because I'm a lecturer, I'm a traveler and I'm a backpacker.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ho Chi Minh City, Paris of the East

28 April 2011   11:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:17 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_105738" align="alignleft" width="300" caption="Sahabatku Tang Nguyen, Vietnamese."][/caption] Mengunjungi Ho Chi Minh City, selayaknya mengunjungi kota-kota besar lainnya, kita akan menemukan perpaduan antara kehidupan khas lokal sekaligus kehidupan metropolis. Visiting Ho Chi Minh City, as ussual as visiting other big cities, we will find a unique blend of local life as well as the life of the metropolis. Pada kunjungan saya yang pertama kalinya kemarin ke Ho Chi Minh City 11 April 2011, kami mendarat malam hari sekitar jam 20.00. Seorang sahabat mahasiswa dari Ho Chi Minh University of Architecture menyambut saya di bandara. Senang rasanya, setelah berbulan-bulan bertemu secara virtual akhirnya kami dapat bertemu secara nyata. On my first visit to the Ho Chi Minh City last time at 11 April 2011, we landed at night at around 20.00. A friend of students from the Ho Chi Minh City University of Architecture meet me at the airport. It was nice, after few months we met virtually now finally we meet in real. [caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Tan Son Nhat International Airport - Ho Chi Minh, VIETNAM"][/caption] Dari bandara mereka yang bernama Tan Son Nhat International Airport, kami menggunakan taxi airport yang berbentuk mirip mobil Xenia kalo yang ada di Indonesia. Tarif dari bandara menuju pusat kota, dimana hostel saya berada di District 1 adalah 7 USD, yang bisa digunakan untuk 7 seat selain sopir, dengan catatan backpacker masing-masing kita pangku. Karena kami total adalah 8 peserta, kami menggunakan 2 taxi. Setelah kami membayar biaya taxi airport pada counter yang tersedia, kami diberi kupon untuk dijadikan alat pembayaran kepada sang sopir setelah sampai ke tujuan. Jangan pernah lupa membawa no telpon hostel Anda, karena mungkin saja sang sopir membutuhkan panduan arah, persilahkan saja dia langsung menelpon hostel kita. From the airport Tan Son Nhat International Airport, our airport taxi car similar like Xenia in Indonesia. Rates from the airport to downtown, where my hostel was in District 1 is 7 USD, which can be used for 7 seats in addition to the driver, with our backpacker. Because we are a total of 8 participants, we use 2 taxis. After we paid the cost of airport taxis at the counter, we were given coupons to be used for payment to the driver after arriving to the destination. Do not ever forget to bring your hostel phone number, because the driver may need a guide-way, he will immediately called our hostel. Pusat kota ini terletak di tepi Sungai Saigon , 60 kilometer (37 mil) dari Laut Cina Selatan  dan 1.760 kilometer (1.094 mil) selatan Hanoi. Ditaklukkan oleh Perancis pada tahun 1859, kota ini dipengaruhi oleh Perancis selama pendudukan kolonial mereka di Vietnam, dan sejumlah bangunan bergaya klasik barat di kota ini mencerminkan pengaruh tersebut, begitu banyak sehingga Saigon dijuluki "Mutiara dari Timur Jauh" (Hon Ngoc Vien Đông) atau "Paris di Timur" (Paris Phuong Đông). The downtown situated on the banks of the Saigon River, 60 kilometers (37 miles) from the South China Sea and 1760 kilometers (1094 miles) south of Hanoi. Conquered by France in 1859, the city was influenced by the French during their colonial occupation of Vietnam, and a number of western classical style buildings in the town reflect it, so that Saigon was called "Pearl of the Far East" (Hon Ngoc Vien Đông) or "Paris of the East" (Paris Phuong Đông). [caption id="" align="alignleft" width="180" caption="Saigon Notre-Dame Basilica , gereja utama kota Ho Chi Minh"][/caption] Sesampai di hostel, kami langsung berkeliling kota Ho Chi Minh di malam hari. District 1 adalah pusat kota Ho Chi Minh. Beragam kehidupan malam tersedia untuk dinikmati wisatawan. Mulai dari souvenir, makanan khas, hiburan malam seperti pub, dsb. Yang unik, bis malam antar kota dan antar Negara dari Ho Chi Minh city berhenti di daerah ini juga, agar khusus memudahkan buat para wisatawannya. Namun demikian, kelengkapan yang umumnya terjadi di sebuah kota-kota wisata dunia, yaitu wanita dan kelab malam tidak kalah gigihnya menjemput pengunjung. Mereka dengan agresif mendekati para wisatawan yang berjalan kaki, kemudian mengajak menikmati malam bersama. Arriving at the hostel, we went around the city of Ho Chi Minh City at night. District 1 is the center of Ho Chi Minh City. A variety of night life available to be enjoyed by tourists. Starting from souvenirs, special food, entertainment such as pub nights, etc.. The inter-city buses and inter country buses of the Ho Chi Minh City stopped in this area, to make it easier for the travelers. However, the completeness of which generally occur in a tourist cities of the world, women and no less persistent nightclub to pick up visitors. They aggressively approached the tourists who walk away, then invites to enjoy dinner together. Ho Chi Minh yang awal mulanya adalah bagian dari kerajaan Khmer, tentu saja awalnya adalah juga bagian dari kerjaan Cambodia. Namun sejarahnya menunjukkan bahwa kota ini akhirnya menjadi wilayah terpisah yang cukup luas dengan penduduk bernama Vietnamese dan secara administrative menjadi Negara komunis Vietnam. Ho Chi Minh in history was part of the Khmer Empire, of course the beginning was also part of the Cambodia. But history shows that this city finally became a separate territory with a population large enough named Vietnamese and administratively into the communist state of Vietnam. Sebagai bekas jajan Perancis, Ho Chi Minh city memiliki replika dari Notre Dame katederal yang terletak di pusat kotanya dan saat ini menjadi salah satu spot menarik bagi wisatawan. As a French collony in the past, Ho Chi Minh City has a replica of Notre Dame katederal located in the center of town and is now one of the interesting spots for tourists. [caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Di Depan Kantor Pos Ho chi Minh city"][/caption] [caption id="" align="alignleft" width="180" caption="Toko souvenir di kantor pos"][/caption] Selain itu, ada kantor pos mereka yang sangat menarik baik eksterior maupun interiornya. Kantor Pos Pusat Saigon ( Vietnam : Buu Djien Thanh pho Ho Chi Minh) adalah sebuah kantor pos di pusat kota Ho Chi Minh City , dekat Saigon Notre-Dame Basilica , gereja utama kota. Bangunan ini dibangun ketika Vietnam adalah bagian dari Indochina Perancis pada awal abad 20. Ia memiliki gaya arsitektur Gothic. Dirancang dan dibangun oleh arsitek terkenal Gustave Eiffel yang selaras dengan daerah sekitarnya. Saat ini, bangunan adalah daya tarik wisata. There is a post office that are very interesting both exterior and interior. Saigon Central Post Office (Vietnam: Buu Djien Thanh pho Ho Chi Minh City) is a post office in downtown Ho Chi Minh City, near Saigon Notre-Dame Basilica, the city's main church. The building was built when Vietnam was part of French Indochina in the early 20th century. He has a Gothic architectural style. Designed and built by renowned architect Gustave Eiffel in harmony with the surrounding area. Currently, the building is a tourist attraction. Ben Tanh market adalah pasar yang cukup terkenal di sini, namun banyak orang local yang tidak merekomendasikan kami ke tempat ini karena menurut mereka harganya jauh lebih mahal disbanding toko-toko souvenir yang ada di sekitar penginapan kami juga di kantor pos kota ini. Ben Tanh market is a market that is quite famous here, but many local people who did not recommend us to this place because they cost much more than the souvenir shops around our inn is also at the post office of this city. Nah, ini adalah penjualan souvenir yang cukup murah dan kami ketemukan di kantor pos kota Ho Chi Minh yang sangat menarik ini. Well, this is a reasonably priced souvenir shop in the post office that we found in Ho Chi Minh city. [caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Kantor Pos Pusat Saigon ( Vietnam : Buu Djien Thanh pho Ho Chi Minh)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Interior Kantor Pos Pusat Saigon ( Vietnam : Buu Djien Thanh pho Ho Chi Minh)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun