Sub tema: Meningkatkan Daya Tarik Pangan Lokal
Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, Indonesia masih memiliki masalah dan masih ada saja ketimpangan pangan yang terjadi disana sini. Pertambahan penduduk yang kian meningkat berbanding terbalik dengan jumlah lahan pertanian yang kian terbatas sehingga produksi padi yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Sumber Daya Manusia yang mengelola lahan pertanian makin lama makin sedikit karena semakin kurangnya daya tarik masyarakat akan pertanian, maka dari itu harus segera dikembalikan agar kembali terlihat daya tariknya. Karena yang diperlukan saat ini adalah pengembangan potensi dari pangan lokal itu sendiri yang harus dilakukan mulai dari SDM nya itu sendiri juga.
Daerah Papua yang merupakan daerah yang kaya akan pangan lokalnya seperti ubi jalar, sagu, talas, gembili, jawawut, dan masih banyak lagi, betul-betul memerlukan pengembangan. Pengembangan itu dapat dimulai dengan memperkenalkan pangan lokal tersebut pada lingkungan daerahnya sendiri terlebih dahulu untuk membantu masyarakat sekitar mengetahui dan bahkan dapat turut andil dalam mengembangkan pangan lokal tersebut secara luas.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengembangan adalah dengan cara industriliasasi pangan lokal yang merupakan cara tepat untuk darah lain dapat mengenal lebih jauh tentang pangan di daerah Papua yang mungkin saja sudah mulai redup keberadannya dan bahkan mulai ditinggalkan karena lebih mudahnya dalam akses mendapatkan beras daripada pangan lokal yang ada di daerahnya seperti Papua. Langkah-langkahnya diantaranya adalah:
1. Peninjauan lahan pertanian
Peninjauan lahan ini dilakukan dan dikembangkan sendiri oleh penduduk, kalau untuk Papua misalnya pohon sagunya. Ini bertujuan untuk melihat seberapa luas lahan yang dikembangkan dan apakah perlu penambahan lahan lagi atau tidak serta melihat bagaimana perawatan tanaman pangan lokal yang telah dilakukan oleh masyarakat setempat. Namun jangan hanya konsep saja yang nantinya dibagikan, tapi juga harus menyediakan teknologi dalam hal bercocok tanam, misalnya dengan mengganti alat-alat tradisional yang ada dengan alat-alat yang lebih modern. Sehingga dapat lebih mengefisiensikan waktu dan tenaga.
2. Pemberdayaan masyarakat
Sumber daya manusia adalah faktor utama dalam melakukan pengembangan pangan lokal melalui industrialisasi ini. Karena masyarakat sekitar belum mampu melakukaannya sendiri, untuk itu diperlukan pembinaan dan pendampingan oleh dinas terkait seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Ketahanan Pangan, bahkan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Dengan tujuan memberikan pengertian dan arahan kepada masyarakat bahwa sangat perlu untuk melakukan pengembangan pangan lokal melalui industrialisasi.
3. Pendistribusian
Daerah di Indonesia cukup banyak yang belum memiliki sarana transportasi yang mendukung untuk pendistribusian barang. Sehingga kebanyakan daerah justru mengimpor kebutuhan pangannya dari daerah lain padahal di daerahnya sendiri banyak produksi pangan yang tidak terdistribusikan karena akses transportasi tidak tersedia. Jadi memang diperlukan sarana transportasi yang memadai untuk mengimbanginya.