Mohon tunggu...
EKO NUR ROHMAN
EKO NUR ROHMAN Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Membumikan Sejarah dan Karakter Kepada Generasi Penerus Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Transformasi Pemikiran R.A. Kartini untuk Generasi Masa Kini

20 April 2024   02:06 Diperbarui: 20 April 2024   12:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kumparan.com

Perjuangan Kartini memang tidak menggunakan senjata, namun mengapa bisa lebih terkenal dibandingkan dengan Dewi Sartika dan pahlawan wanita lainnya? Ya, karena Kartini menulis. Kata-kata yang Kartini tulisan sangat terasah tajam lebih tajam daripada pedang. Hal itulah, yang membuatnya sangat terkenal sampai sekarang.

Kartini atau sering kita kenal dengan Raden Ajeng Kartini bisa juga disebut Raden Ayu (R.A.) Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia dan beliau juga dikenal sebagai Pelopor Kebangkitan Perempuan masyarakat Pribumi. Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Jawa tengah 17 September 1904, saat berusia 25 tahun, usia yang masih muda.

Kartini memiliki pandangan yang tergambarkan dalam surat-suratnya, bahwa keadaan wanita Indonesia pada zaman tersebut sangat memprihatinkan, karena terbelenggu oleh hukum adat yang kurang adil terhadap keseteraan gender. Perlu diingat kembali pada zaman Kartini wanita merupakan makhluk inferior bila dibandingkan pria.

Kaum wanitia pada masa Kartini sangat dekat dengan aturan-aturan adat seperti tidak diperkenankan untuk tamil dalam kegitan-kegiatan publik, sulit mengenyam pendidikan dan adanya kawin paksa. Kartini juga mengkritisi mengenai bebasnya poligami yang dilakukan oleh para bangsawan Jawa pada era zaman tersebut. Terlepas dari segala permasalahannya, sayangnya Kartini juga harus merasakan hal yang sama,  yakni; menjalani masa pingitan, gagal melanjutkan studi ke Eropa dan harus kawin dengan laki-laki yang merupakan pilihan orang tuanya.

Secara garis besar, permasalahan yang berkembang dan disadari oleh Kartini adalah mengenai kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan lain-lain berakar dari ketidaktahuan masyarakat tentang cara menghadapinya. Masyarakat tidak tahu harus berbuat apa untuk meningkatkan derajat hidupnya.

Tradisi dan budaya yang membelenggu kemajuan wanita pribumi sangat mengganggu pemikiran Kartini. Kartini, akhirnya membuka cakrawala ide seluas-luasnya dan menuangkan ide-ide untuk kemajuan dalam berbagai tulisan surat. Akhirnya surat tersebut yang dihimpun oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Sampai sini, sudah terlihat jelas mengenai adanya permasalahan pada kemajuan wanita pribumi dan Kartini sudah mengalami transformasi pemikiran yang maju. Terbukanya literasi Kartini mampu mendobrak pemikiran yang lebih maju berabad-abad kedepan dan hal tersebut dibuktikan dengan hebat melalui tulisan surat-suratnya. Perjuangan Kartini untuk mendapatkan perlakuan yang setara bagi kaum perempuan sangatlah berdampak besar hingga masa sekarang dan patut untuk diapresiasi.

Jiwa pemikiran Kartini sangatlah terbuka, berani memberontak melihat ketidak adilan, keterbelakangan dalam sistem feodal dan patriarki sejak masa lampau. Kartini telah berjuang untuk emansipasi wanita yang membuka jalan perubahan bagi para wanita dan suatu kesadaran bagi wanita. 

Tidak hanya itu, Kartini juga berkontribusi dalam membentuk sekolah dalam bidang pendidikan khususnya bagi kaum perempuan pribumi dengan mengajarkan berbagai ilmu dan tidak sebatas hanya mengenai ketrampilan yang harus dipelajari oleh para perempuan.

Jika saat ini kita melihat perempuan menjadi seorang pemimpin atau bisa menempati posisi penting dan strategis, tentunya ini adalah salah satu dampak perjuangan emansipasi wanita yang dilakukan oleh Kartini bagi bangsa Indonesia. Berada dalam status bangsawan atau dalam status zona nyaman, nyatanya membuat Kartini tidak diam mengikuti arus, namun justru sadar akan kondisi dan membuatnya keluar dari zona nyaman, menembus batas untuk belajar "Long Life Learning" untuk suatu perubahan besar yang berdampak positif hingga era sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun