Mohon tunggu...
Eko Mardiana
Eko Mardiana Mohon Tunggu... lainnya -

Nilai dan konsep disusun manusia, dan pendapat ada sesudah diperbandingkan. Hubungan itu bisa berubah, tapi definisi tetap. Nilai perbedaan antara cantik dan buruk, punya dan tidak punya, sulit dan mudah, panjang dan pendek, tinggi dan rendah, depan dan belakang, tidak bertahan selamanya...pepatah kuno

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Petani Sejati

22 Desember 2014   04:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sore ini, imajinerku melayang bersama secangkir beras kencur berbau peppermint yang aku cabut di sebelah rumahku. Kucoba mendalami apa yang ada dalam pemikiran awal dari dari Pemikiran Pengantar Dr. Mansour Fakih mengenai Pertanian Berkelanjutan dengan Low Input. Dimana pada dewasa ini system ini mulai dirasa lenyap dari system pertanian kita. Pemikiran yang begitu indah yang sejatinya bisa membangkitkan generasi muda kita untuk terjun ke pertanian sehingga proses swasembada akan tercapai secara mandiri . Kedua system pertanian kita akan menjadi lebih friendly sehat menyehatkan.

Pemahaman ini pada dasamya lebih memfokuskan pembahasannya tentang bagaimana menjadi petani sejati. Pertama-tama ini membahas teknik bertani yang aman bagi lingkungan menurut  pandangan pertanian berkelanjulan. Konkretnya, bagaimana melaksanakan proses produksi pertanian dengan menggunakan masukan serendah mungkin. Yang juga banyak menyinggung kehidupan petani. Di balik persoalan teknis pertanian yang ramah lingkungan teryata terscmbunyi gagasan yang lebih besar dari sekadar persoalan teknis. yaitu suatu cita-cita bagaimana mentransformasikan petani dan dunia pertanian menuju dunia pertanian yang lcbih adil. ltulah suatu cita-cita untuk menjadi petani sejati.

Mengapa menuju petani sejati? Banyak orang dan banyak organisasi secara tidak terbuka sudah lama memiliki cita-cita mengusahakan terciptanya petani sejati. Hal ini diperrjuangkan karena telah terjadi dehumanisasi di dunia pertaian yang mcnjadikan para petani menjalani hidupnya secara tidak manusiawi. Proses dehumanisasi ini sudah lama berlangsung. Dalam system produksi pertanian feodalistik. proses dehumanisasi terjadi ketika para petani tidak berlahan menjadi penggarap tanah para tuan tanah ataupun pemilik tanah. Para petani yang menumpang itu lama-kelamaaan berubah menjadi petani gurem yang selain betani pada ladang terbatas, juga bekerja pada tuan tanah. Sejak saat itulah para petani gurem lidak lagi menjadi petani sejati.

Ketika  sistem mode produksi kapitalisme diperkenalkan di dunia pertanian. hubungan feodal berubah menjadi hubungan buruh-majikan, dan lahirlah para buruh tani yang jumlahnya besar sekali. Para buruh tani sesungguhnya bukan lagi menjadi petani tetapi mereka menjadi buruh sejati dalam seklor industri penanian kecil. Persoalan tanah dengan demikian diduga menjadi biang keladi persoalan dehumanisasi ini yang tidak memungkinkan terwujudnya petani sejati. Maka 'reformasi agraria’ terutama landeform sejak lama menjadi cita cita yang dianggap sebagai jalan untuk mengembalikan petani menjadi petani sejati.Ketika tuntutan reformasi agraria dan terutama landeform, menjadi wacana altematif untuk  menanggulangi sistem kapitalisme pertanian. maka para pendukung sistem kapitalisme pertanian. mengajukan sualu konsep dan diskursus baru yang dikenal dengan 'revolusi hijau’. Revolusi hijau temyata bukan hanya sekadar teknik bertani yang produklif. tetapi juga suatu pandangan hidup dan keyakinan bertani ( ideologi pertanian). Revolusi hijau memang kemudian menjadi penghalang terrbesar bagi gagasan refomaasi agraria dan landefaram tersebut. Apakah revolusi hijau mampu menjawab persoalan yang diajukan oleh penganut reformasi  agraria. yakni memecahkan persoalan dehumanisasi di dunia pertanian? Apakah revolusi hijau mampu mengantarkan untuk menuju terciptanya petani sejati ? ltulah yang menjadi persoalan ulama. Revolusi hijau yang dilaksanakan di Indonesia dalam dua dekadc pembangunan penanian terakhir, ternyata justru memperteguh proses dehumanisasi  Pertaman Masa Depan . Dehumanuisasi petani pedesaan . Para petani dalam skema revolusi hijau inilah dicabik-cabik kehidupannya. Teryata selama proses itu berlangsung jumlah petani tak berlahan meningkal secara dramatik. Bahkan praklek revolusi hijau dapat dipahami sebagai proses tanam paksa pada abad modem ini. Petani lidak lagi mcmiliki kebebasan untukk menentukan tanaman apa yang ingin mereka tanam. Sistem "rembug desa" dan tradisi “gotong royong” di Jawa_misalnya. yang secara tradisional menjadi sarana bagi pelani untuk mengckspresikan gagasannya dihancurkan secara sistemik dengan menciptakan sistem kekuasaan negara melalui Undang-Undang Pemerintahan Desa yang dipaksakan di desa-desa di Indonesia.

Sudah banyak cerita  mengenai musnahmya benih padi tradisional. Yang sejak lama menjadi fundamen bagi petani untuk mengontrol kehidupan pertaniannya. Hilangnya benih tersebut menandai lepasnya kontrol petani terrhadap dunia pcrtanian sckaligus menjadi penyebab hancurnya konsep petani sejati di pedesaan. Selain berbagai persoalan hancumya kehidupan kultural petani dan penghancuran pengetahuan  lokal dan pemusnahan bibit bibil mereka_ revolusi hijaujuga mcngakibalkan tergusurnya petani perempuan dari sawah. Sistem kredit yang dikembangkan dan sistem pelatihan pertaanian juga lelah mcnyingkirkan kaum perempuan untuk menjadi petani.Revolusi hijau selain memperburuk kehidupan petani juga menyebabkan semakin dikuasasinya sebagian besar alat produksi di tangan scgeclincir orang. Jadi_ rcvolusi hijau secara kultural, ekonomi. polilik. dan pengelahuan telah mengakibalkan prosss dehumanisasi di pedcsaan. Dengan begitu. Program tersebut tidak akan mengamarkan terwujudnya petani sejati. Petani sejali adalah sualu keadaan di mana seorang ng pelani lceaki ataupun perempuan mengalami proses kchidupan yang manusiawi tanpa mengalami proses dehumanisasi. Oleh karena itu. perlu dipikirkan dan diprjuangkan tcgaknya "hak-hak petani". Hak-hak petani merupakan hak yang muncul dari sumbangan petani pada masa lalu. sekarang. dan masa mendalang dalam memelihara. memperbaiki. dan mcnyediakan sumber daya genetik tanaman.

khususnya dalam konteks asal dan keanekaragamannya. Hanya dengan penghargaan atas hak-hak petani itulah proses petani sejati dapal lerwujud.Hak-hak pelani seperti yang pemah dipikirkan oleh FAO paling lidak meliputi hak unluk memiliki keragaman hayati. hak untuk melestarikan. memuliakan.

mengembangkan. saling menukar dan menjual benih. dan bahan tanaman serta hak untuk memperoleh makanan yang aman dan menyelamatkan. Hak pctani juga temasuk hak unluk memperoleh keadilan harga dan dorongan untuk bertani sccara berkclanjulan. dan hak untuk memperolch informasi yang benar. Yang paling mendesak untuk diperjuangkan adalah hak atas tanah. hak untuk mcmperoleh kembali benih-benih padi yang kini tersimpan pada bank-bank benih internasional.sehingga petani bisa mendapatkan benih berdasarkan kearifan local. Akhirnya secara singkat sebenarnya bagaimana mengembalikan petani menjadikan petani yang sejati dengan memperhatikan kearifan local, yang berwawasakan lingkungan serta berkesinambungan  , Terima kasih Pak Fakih atas pengantar Low Inputnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun