Ulang tahun kota jakarta yg ke 485 tahun ini benar-benar istimewa. Kadonya bukan kemewahan kembang api atau silaunya perhargaan, tapi lahirnya harapan baru. Harapan akan perubahan. Setelah era Ali Sadikin dan Sutiyoso, Pilkada DKI Jakarta tahun ini sungguh memiliki aura yg begitu kuat. Mencengkeram erat setiap genggam penduduk DKI. Menarik mereka untuk harus menggunakan hak pilih nya. Membuka kotak Antusiasme, setelah lama tertutup.
Setelah 5 tahun kita di suguhi drama yg tidak ada kelanjutan episodenya. Dari 6 calon gubernur, paling tidak kita bisa berharap 4 dari mereka sungguh-sungguh merupakan sutradara jempolan. Pemimpin papan atas. Konduktor politik yg benar-benar Pro Rakyat. Yg peduli akan kebahagiaan kalangan akar rumput sampai kalangan orang berdasi.
Sejarah, sang tukang catat, akan merasa bangga kali ini. Tinta emas akan kembali digunakan setelah lama tak dipakai.Namun, saat palu belum di ketuk. Hasil suara belum di resmikan. Angan kan slalu setia pada harapan. Menanti kemerdekaan, akan kesejahteraan masyarakat dalam arti sesungguhnya, akan menjadi semakin berdebar. Detik penantian berwujud doa selalu terucap. Saat nya raksasa ini bangun. Sudah terlalu lama ia terbaring. Terlalu lama menikmati indahnya alam nusantara. Waktu nya telah datang. Janji lama harus di tepati. Kesejahteraan rakyat yg adil dan beradab harus segera kembali merebut tahtanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H