Mohon tunggu...
Eko Hartono
Eko Hartono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Freelance

Menulis cerpen, artikel, novel, naskah drama, dan skenario film. Pengalaman di dunia kepenulisan lebih dari 25 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mantan Pejabat

18 Desember 2021   16:10 Diperbarui: 18 Desember 2021   16:15 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Setelah tidak lagi menjadi pejabat kini sikap dan perilaku Ratno banyak berubah. Bila biasanya ia suka memakai stelan jas rapi dengan dasi atau paling tidak mengenakan baju safari, tapi sekarang lebih suka pakai baju batik biasa. Bahkan kadang cuma kaos oblong dengan sarung.

            Yang lebih mencolok adalah kebiasaannya membawa HP. Dulu, hampir tiap saat HP-nya berdering karena banyak sekali yang mengontaknya. Sekarang HP itu malah sudah tidak ada, entah diberikan pada siapa. Kini kebiasaan barunya adalah berkontak dengan burung perkutut kesayangannya di belakang rumah. Bisa berjam-jam ia duduk di depan burung itu, mengajarinya mengoceh atau kadang malah mengajaknya berbicara.

            Keadaannya itu tentu saja membuat keluarganya jadi prihatin. Mereka jadi berprasangka yang bukan-bukan tentang perubahan perilaku Ratno.

            "Jangan-jangan Bapak mengalami post power syndrome, Bu," cetus Bagus, anak tertua, kepada Maryati, sang ibu.

            "Sepertinya begitu, Gus. Bapakmu tidak bisa menerima kenyataan kalau sekarang dirinya sudah tidak jadi pejabat, lalu bertingkah yang aneh-aneh. Aduh, bagaimana ini?" cetus Maryati jadi cemas.

            "Bapak sakit jiwa ya, Bu?" celetuk Ratna, anak nomer dua, ringan.

            "Huss, jangan ngawur kamu!" tukas kakaknya.

            "Tapi kenyataannya begitu, Mas. Coba lihat saja kelakuannya. Sejak pensiun, Bapak sekarang suka semaunya sendiri. Bawaannya jadi pendiam dan suka menyendiri. Tidak terlihat lagi kewibawaan dan sosoknya sebagai mantan pejabat. Bapak tak ubahnya seperti gembel jalanan!"

            "Betul itu, Mas. Bapak sekarang sudah berubah! Beliau kini sudah tidak punya gigi lagi!" sambung Doni, anak bungsu ikut berkomentar.

            Semuanya diam termenung. Mereka membenarkan apa yang diucapkan Doni. Penampilan Ratno sekarang memang tidak lagi mengesankan sebagai mantan pejabat tinggi. Biar pun sudah pensiun, seorang mantan pejabat biasanya masih menyisakan aroma kekuasaannya. Entah itu lewat penampilan, perilaku, atau pencantuman nama dalam berbagai event kegiatan. Paling tidak dia suka menghadiri acara-acara yang berhubungan dengan kegiatan di masyarakat. Para mantan pejabat masih bisa mendapatkan tempat istimewa di lingkungan mana saja, bahkan untuk jadi beking.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun