Fitrah manusia menyukai kelembutan dalam segala hal, terlebih dalam nasihat. Seperti ungkapan bahasa Arab, saat kelembutan menghiasi sesuatu ia akan memperindahnya.
Bila dalam kelembutan itu nasihat masih saja ditolak dan dibenci, bisa jadi jiwa orang tersebut memang benar-benar sedang sakit, seperti halnya tubuh yang sedang sakit tak mampu menerima makanan selezat apapun.
Manusia sejahat apapun masih ada bagian dalam dirinya yang bisa diperbaiki, ada kebaikan disitu karena memang demikianlah Tuhan ciptakan. Ruangan kosong itu yang perlu diketuk perlahan dengan hikmah dan kelembutan.
Namun saat nasihat disajikan dengan keras, elemen pertahanan dirilah yang akan bereaksi, tamparan mentah atas harga dirinya. Apalagi bila disertai dengan cercaan, ejekan, dipertontonkan di muka umum, menjelekkan di mimbar bebas, maka nasihat berubah menjadi penghakiman.
Saat itulah reaksi pun bangkit, berontak, keluar menyeruak dan mengumpat : Sok suci
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H