Mohon tunggu...
Eko Zuliyanto
Eko Zuliyanto Mohon Tunggu... -

Jangan pernah membatasi diri sendiri, belajar dan belajar......\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemampuan PR dalam Menciptakan Opini Publik

15 Agustus 2014   16:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:29 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana PR ( Public Relations ) mampu menciptakan opini publik ?

Opini publik diciptakan dari berita atau isu aktual dan penuh kontroversi sehingga memancing banyak orang untuk memperbincangkan isu tersebut.Perbincangan  dan pertukaran pikiran tak sejalan memicu perdebatan, hal ini bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja

Dalam perbincangan, pendapat mereka diutarakan  berlandaskan berbagai fakta, perasaan (senitmen), prasangka (perjudice), harapan , ketakutan atau kekhawatiran, kepercayaan, pengalaman, pendirian, ramalan-ramalan akan berbagai kemungkinan, aspirasi, tradisi, dan keyakinannya.

Perdebatan tersebut akan semakin terkonsolidasi dan jelas hingga terwujud opini tertentu. Masing-masing orang telah memilih “sekutunya sendiri” (teman) yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. Dengan demikian penilaian publik telah tercapai dengan menghasilkan kubu Pro dan kubu Kontra, keadaan ini kita kenal dengan sebutan social judgment atau penilaian sosial. Penilaian sosial ini tidak lain adalah opini publik.

Kekuatan terbesar pencipta opini publik adalah media, walaupun demikian media tidak memiliki banyak strategi dalam menyajikan informasi disisi lain media memiliki kemampuan untuk menyusun informasi, misal urut-urutan kalimat (rumus penulisan berita, dapat berbentuk 5w+1h , bentuk piramida terbalik atau bentuk lainnya) sehingga secara efektif  pembawaan berita atau penulisan berita dapat menciptakan opini publik seperti yang mereka harapkan terutama opini pada masyarakat awam.

Seperti kita ketahui teori dalam ilmu jurnalistik dimana “ Bad news is good news”, selain berita aktual dan penuh kontroversi media tidak memiliki daya untuk menarik publik dalam menciptakan opini publik, untuk mengalihkan kebosanan publik media menambahkan berita-berita ringan seperti berita inspiratif atau tayangan -tayangan bernuansa motivasi. Secara strategis media memiliki agenda setting mengenai topik-topik apa yang akan mereka informasikan sehingga bagi para paktisi Public Relations sangatlah penting untuk mengetahui budaya dan nila-nilai dari media tersebut agar dalam perencanaan menciptakan opini publik dapat tercapai.

Media masa dan para wartawan adalah para pencari informasi....lantas siapa kah pemiliki informasi itu ? Tentunya Public Relations atau yang dikenal dengan istilah humas pemilik informasi. Kenapa demikian ? karena public relations adalah jembatan penghubung antara pencari warta (wartawan ) dengan sumber warta (tokoh, artis, lembaga, institusi,dll). Siapapun yang sedang memberikan informasi kepada wartawan atau media sesungguhnya mereka sedang melakukan praktek Public Relations.

Dahulu mungkin humas atau kegiatan public relations hanya dipergunakan untuk organisasi institusi pemerintahan, atau perusahaan tetapi sekarang kegiatan publik Relations juga dapat digunakan untuk individu, misal fungsi Publik Relations untuk  artis atau pejabat, PR membantu mendongkrak nama baik mereka dan menepis isu-isu negatif.

Para wartawan mendapatkan data dan informasi tentunya dari Public Relations lembaga atau individu tersebut, lantas bagaimana jika praktisi Public Relations tidak memberi informasi ? tentunya mereka tidak akan memiliki informasi dan pada ujungnya pasti mereka akan menampilkan pemberitaan negatif.

Public Relations sebagai sumber informasi harus mampu mengendalikan situasi dan memiliki agenda tersendiri untuk menggiring opini publik di masyarakat sesuai dengan yang diinginkan dengan bantuan media.Dapat dikatakan disinilah kemampuan taktis Public Relations untuk menciptakan opini publik. Tentunya dalam penggunaan media Publik Relations harus dapat memilih media-media mana yang mau bekerjasama dan sejalan dengan tujuan lembaganya.

Peran Public Relations menjadi negosiator juga dapat dilakukan ketika ingin mengaet lawannya yaitu media, praktisi Public Relations profesional tentunya seorang negosiator handal dimana ia dapat mempengaruhi, memenangkan dan memberikan keputusan bahwa informasi yang ia inginkan-lah yang harus ditampilkan di media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun