Mohon tunggu...
Eko Yuono
Eko Yuono Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret angkatan 2007, memiliki cita-cita menduduki jabatan tertinggi di Bank Indonesia kelak, tertarik dengan bidang ekonomi terutama moneter dan perdagangan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Teori Ekonomi dan Redenominasi

13 Agustus 2010   14:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:04 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sontak rencana kebijakan BI yang akan meredenominasi mata uang membuat berbagai media menjadikan topik ini sebagai headline. Sesungguhnya yang dimaksud dengan redenominasi adalah memotong digit angka nol, misal seribu menjadi 1 rupiah saja. Isu kebijakan ini disamakan dengan kebijakan sanering yang memang pada hakikatnya berbeda karena sanering memotong jumlah nilai nominal mata uang yang kita pegang.

Sekarang kita akan masuk sedikit pada teori ekonomi dan hubungannya dengan kebijakan redenominasi. Kebijakan redenominasi termasuk kepada long term policy karena pemberlakuannya mengambil interval waktu 5 tahun. Kebijakan ini hanya memotong angka nol atau mudahnya memperekcil satuan tanpa mengurangi daya belinya. Redenominasi tidak menimbulkan shock pada jumlah uang beredar karena jumlah uang yg dibutuhkan tetap sama. Selain itu kebijakan ini diambil pada saat perekonomian sedang stabil dan pertumbuhan ekonomi positif. Kebijakan ini juga tidak akan menimbulkan banyak cost karena cost pembuatannya adalah konversi dari percetakan kembali uang tidak layak edar. Pemberlakuannya pun menggunakan masa transisi untuk memudahkan adaptaso masyarakat.

Sanering adalah pengurangan daya beli melalui pemotongan nilai nominal. Kebijakan ini diambil pada masa hiperinflasi. Tujuannya adalah mengurangi jumlah uang beredar karena nilai nominal yang ada dipotong sehingga daya beli menurun. Dengan jumlah uang yang beredar berkurang maka diharapkan kebijakan ini akan menekan inflasi. Biasanya kebijakan ini diambil pada saat perekonomian mengalami inflasi dan diambil tanpa perencanaan yang matang.

Jadi kebijakan redenominasi sepenuhnya tergantung trust masyarakat terhadap bank indonesia. Corong sosialisasi seharusnya diperkuat untuk menghindari asymetric information . Semoga kebijakan yang diambil oleh bank indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun