Ya Elah, Masih XFactor

XFactor sudah usai hampir dua minggu yg lalu, tetapi perdebatan dan diskusi tentang siapa yg pantas jadi juara nya masih bergaung sampai detik ini. Kemenangan Fatin, anak sekolah yg polos dan tidak memiliki kemampuan bermusik yang memadai menyudahi rangkaian acara XFactor. Beberapa kalangan tidak setuju Fatin, gadis polos yg sering kali lupa lirik menjadi pemenang, mengalahkan Novita Dewi, penyanyi yang sudah malang melintang dalam berbagai festival baik di didalam maupun luar negeri. Rasa rasanya tidak ada lagi yang harus diperdebatkan. Toh XFactor hanya kompetisi bernyanyi yang penentuannya berdasarkan sms dan telpon yang masuk. Jadi siapapun yang berhasil menjadi juaranya bagi saya bukanlah berarti yang terbaik dan yang paling mempunyai faktor X. Mungkin hanya suatu kebetulan Fatin, yang katanya bersuara langka digadang gadang yang paling punya Faktor X berhasil menjadi pemenang. Bukan berarti Faktor X Fatin lebih besar dari kontestan lain. Kalau soal suara yang unik, saya malah melihat Dicky Adam yang lebih unik suaranya. Suatu kebetulan saja, Fatin remaja imut imut yang ikut audisi dengan seragam sekolah, dengan gaya lucu da dan polos disukai mayoritas masyarakat. Mengapa mayoritas masyarakat? Yaa karena Fatin lah yang menjadi juaranya, berarti mayoritas masyarakat menyukai dia kan? Makanya mendukung Fatin melalui sms atau telpon.

Berbicara mengenai selera masyarakat Indonesia, dari musik dan penyanyi yang malang melintang dalam dunia entertainment, setidaknya kita bisa menilai selera konsumen Indonesia. Kemenangan Fatin, dengan mengalahkan Novita Dewi yg kemampuan vocalnya tidak usah diragukan lagi, Shena dan Mikha yang musikalitasnya sudah sangat mumpuni, Isa raja dan Alex yang aksi panggungnya sangat enerjik, dan kontestan lain yg juga luar biasa. Soal selera tidak bisa dipaksakan. Selera belum tentu merujuk pada yang terbaik. Selera itukan subjektif. Kita lihat masyarakat yang mengelu elukan Cherrybelle, JKT48, SM*SH, dan beberapa girlband dan boyband lain, walau suara mereka masih kalah jauh dari Eka Deli, Alena, Lea Simanjuntak, Dira Sugandhi, Mike Mohede, dll. Mungkin kalangan awam lebih familiar dengan Bisma SM*SH atau personil JKT48 dari pada Alena yg pernah jd grand champion Asia Bagus tahun 2000. Toh itu semua soal selera musik. Masyarakat Indonesia cenderung lebih menyukai musik musik yang easy listening dibandingkan musik yang berat dan ribet.

Sungguh aneh bila masih ada saja orang yang mempermasalahkan kemenangan Fatin. Seandainya XFactor kontes yang dinilai oleh juri yang kompeten, hal yang lumrah klo masih dipersoalkan. Xfactor dan ajang bernyanyi yang lain kan menentukan pemenang dari vote yang masuk. Tergantung penilaian masyarakat, suka atau tidak. Ini kan masalah subjektifitas. Jadi yang menang bukan serta merta yang paling baik diantara semuanya. Salah sendiri kenapa tidak habis habisan mendukung idolanya. Kita lihat saja nanti apakah idola idola baru tersebut masih tetap akan eksis di blantika musik Indonesia. Apakah hanya numpang lewat seperti jebolan ajang pencarian bakat yang lainnya? Yaaa, namanya soal selera. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Hehe