Boleh dikatakan secara tidak sengaja, saya masuk sebuah komunitas Pelatihan Online yang membahas tentang Office 365. Kesibukan menulis Laporan Pencapaian Kompetensi Siswa atau rapor semester ganjil yang nota bene membuat galau, super pusing, dan bingung, membuat saya sedikit terlambat dan gagap pada awal-awal pelatihan. Bahkan selama 3 (tiga) hari saya tidak melakukan presensi di kelas maya. Untungnya guru/tutor dalam pelatihan tersebut dengan sabarnya mengingatkan melalui sms bahwa pelatihan sudah dimulai, dan menunggu partisipasi saya. Merasa diperhatikan dan dibutuhkan, saya pun melakukan presensi di hari ke-4 dan mencoba mengejar ketertinggalan mengikuti materi.
Setelah tahap awal pelatihan seperti perkenalan anggota komunitas, program pelatihan, dan beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh peserta, saya baru memahami bahwa pelatihan ini membahas tentang Office 365. Saya tidak akan menutup-nutupi, bahwa rasa ogah-ogahan kembali menyeruak pikiran dan rasa di dada, ketika tahu materi pelatihannya hanya tentang office. "Ah... pasti tidak jauh beda dengan MS Office yang telah saya kenal sebelumnya, sebuah piranti lunak pengolah kata, data, atau presentasi" demikian pikiran saya. Hingga sang guru dalam pelatihan tersebut meminta mengeksplorasi office 365 secara menyeluruh dan menuliskan refleksi dari hasil eksplorasi tersebut di media Kompasiana.
Dengan sedikit masih ogah-ogahan, saya buka halaman awal Office 365, sampai melihat satu per satu fitur yang tersedia, namun semakin jauh menjelajah, saya semakin penasaran dan terkesima dengan office 365. Tampilan awal (kalau tidak salah istilahnya interface) begitu sederhana namun menarik. Saya membayangkan bahkan orang yang awam dengan dunia komputer sekalipun akan cepat akrab dan mudah menggunakan piranti lunak ini. Memang Office 265 merupakan aplikasi terbaru yang diperuntukkan untuk mendukung produktivitas konsemennya. Piranti lunak yang dirilis olehi Microsoft sebuah perusahaan piranti lunak yang tidak diragukan lagi pengalamannya, merupakan layanan berbasis komputasi awan (Cloud service) yang membidik segmen keluarga modern. Dengan berbasis Cloud, maka office 365 dapat diakses di manapun dan kapan pun saja, asal terkoneksi dengan internet.
Fitur-fitur Office 365 dan Pemanfaatan untuk Pembelajaran
Fitur-fitur Office 365 secara substansial tidak berbeda jauh dengan office yang kita kenal sebelumnya, seperti pengolah kata (word), pengolah angka (Excel), dan presentasi (powerpoint). Hal yang sangat mencolok perbedaan antara office versi offline dan office 365 adalah sinkronisasi seperti halnya media sosial. Bahkan dalam Office 365 kita dapat membuat grup selayaknya di media sosial yang lain.
Tulisan ini sengaja tidak membahas fitur Office 365 secara rinci, namun mencoba mengungkap apakah office 365 mampu diaplikasikan ke dalam kelas sebagai media pembelajaran?
Seperti yang telah disinggung di atas, dengan adanya fitur seperti layaknya media sosial merupakan salah satu kelebihan tersendiri dari piranti lunak ini. Dengan memanfaatkan fitur "Orang" atau "Grup" guru dapat berinteraksi dengan siswa tanpa dibatasi dengan ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang berupa dokumen (word) maupun paparan powerpoint dapat diunggah melalui fitur ini. Siswa tinggal mengunduh, mempelajari, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Pengalaman penulis yang pernah menerapkan penggunaan email atau google untuk pembelajaran mampu meningkatkan semangat belajar anak, maka tidak mustahil office 365 juga akan mampu mendongkrak motivasi anak untuk belajar.
Teknis penggunaan Office 365 dapat dilakukan dengan berbagai skenario, yaitu:
- Teknik searah, guru memberikan materi secara individual kepada peserta didik. Materi dapat diletakkan dalam folder atau dikirim melalui pesan surat (messanger). Setelah anak memperlajari materi dapat melalukan interaksi tanya-jawab atau diskusi dengan guru. Setelah rentang waktu tertentu pembelajaran ditutup dengan pemberian tugas atau ulangan.
- Teknik interaktif. Sebelum melaksanakan teknik interaktif, guru hendaknya membuat sebuah grup pada office 365, dengan memasukkan semua murid ke dalam grup tersebut. Materi pembelajaran ditulis dalam bentuk powerpoint atau dokumen untuk didiskusikan oleh seluruh anggota grup, termasuk guru juga harus terlibat aktif dalam diskusi tersebut. Akhir dari pembelajaran tersebut ditutup dengan ulangan atau mengerjakan soal yang dikirim melalui pesan surat (messenger).
Teknik penggunaan office 365 untuk pembelajaran di atas, baru dalam tahap angan-angan penulisa dan belum diterapkan dalam pembelajaran di kelas yang sesungguhnya. Namun penulis yakin, dengan kehadiran Office 365, akan mampu meningkatkan semangat belajar anak di kelas. Namun, di samping beberapa kelebihan dan harapan di atas, sayangnya harga yang dipatok untuk Office 365 tergolong masih agak mahal untuk ukuran kantong pelajar. Konon kabarnya Microsoft mematok Office 365 Home Premium dengan banderol Rp 729.999, sedang untuk Office 365 University, akan dipasarkan dengan harga Rp 639.999. Meski demikian harga tersebut dapat disiasati dengan pembelian melalui sekolah, salah satunya dengan biaya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) misalnya.
(Disclaimer: tulisan ini merupakan hasil refleksi setelah berkenalan dengan Office 365, jadi seandainya terdapat kesalahan penyebutan istilah-istilah teknis dalam tulisan ini, penulis akan dengan senang hati menerima saran perbaikan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H