Lelah ini membawaku semakin enggan menatap wajah sendumu
dinding keangkuhan telah berdiri membatu di antara engkau, aku, dan egomu
bukan sekali aku merasakan jenuh yang membuncah
hampir kumuntahkan karena rasa sesak dada sudah tak terkira
aku muak
meski seribu kali kau bersimpuh memohon
dengan tangis mendayu menyayat hati
mencoba rontokkan rasa iba yang sedikit demi sedikit menghilang
menguap di telan dinginnya malam
aku hanya mampu meraih tangan mungilmu
bukan untuk kugenggam mesra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!