Bermimpi itu enak. Nggak ada larangan. Bebas memilih topik. Dan yang paling seru adalah bisa dilakukan kapan saja. Mimpi saya pagi ini adalah BPS punya pasukan medsos army. Tentara langit? Bukan. Tapi pasukan yang siap menggempur dunia nan maya ini.
Kita mulai dengan pemetaan dulu. Siapa sih musuh BPS? Maksudnya siapa sih pengguna data yang diproduksi oleh para pejuang DATA? Jawabannya adalah,kementrian lembaga, pebisnis, anak sekolahan hingga para peneliti. Sisanya kita masukkan ke dalam golongan masyarakatluas. Orang Islam? Non muslim?. Bebas. DATA BPS boleh dimakan siapa saja
So, bagaimana cara memborbardir dunia medsos tersebut? Peluru apa yang dipakai? Karet kah? Ragam DATA yang tersedia adalah peluru yang mematikan. Liat saja, para paslon pilkada, suka tidak suka pasti akan mengutip DATA BPS untuk menembak musuhnya. Ketika DATA bicara, fakta disodorkan, musuh tidak berkutik. Ukuran statistik jelas. Metodologi teruji. Jadi DATA adalah peluru mematikan. BPS adalah gudangnya senjata tersebut.
Lalu, peluru punya, mematikan lagi, bagaimana cara menembakkannya? Banyak opsi bisa dilakukan. Memakai infografis misalnya. Saat ini medsos sedang gandrung dengan opsi ini. Biarkan infografis bicara. Kita hanya perlu mengemasnya. Lalu tembakkan lewat fb, instagram atau cuitkan dengan twitter. Kalo mau sedikit elegan, buat joke, meme, komik atau cerita serial mukidi yang kesohor itu dengan bahan baku DATA BPS. Hanya butuh kreatifitas.Â
Peluru ok, senjata siap, pasukan? Ini masalah klasik. Dunia maya memang tidak bisa dianggap sepele. Perlu kopassus untuk menaklukkannya. Tidak bisa disambi. Pasukan ini akan bekerja 24 jam. Memantau, menyiapkan bahan,menangkis, membuat serangan balik dan menganalisis kekuatan musuh. Butuh insting yang kuat. Suka humor. Tahan banting. Kaya ide. Dan tentu saja suka menulis. Ingat pepatah, kata kata bisa jauh lebih kejam. Fitnah misalnya?
Perlu markas? Fasilitas militer? Apa saja? Pertama tentu perangkat IT dengan segala akses internetnya. Full speed. Unlimited pulsa. Jangan sampai mau nembak, internetnya telolet om. Barak militer bisa dimana saja. Hari gini dunia tanpa batas. Yang penting pasukan dibebaskan dari tugas rutin. Pasti itu. Kalau perlu kehidupan finansialnya dijamin. Maunya.
Ah, namanya juga mimpi. Kapan jadi nyata? saya harus terbangun dulu. Membuat sebuah proposal. Menyusun konsep. Membangun tim.Itulah yang harus dilakukan. Kalau tidak, dia akan tetap menjadi mimpi dipagi hari. Di atas kereta yang sejuk ini. Zona nyaman kadang melenakan. Hayusemangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H