Mohon tunggu...
Eko Oesman
Eko Oesman Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja-Pram

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menembak Dunia Maya

27 Februari 2017   18:32 Diperbarui: 28 Februari 2017   14:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bermimpi itu enak. Nggak ada larangan. Bebas memilih topik. Dan yang paling seru adalah bisa dilakukan kapan saja. Mimpi saya pagi ini adalah BPS punya pasukan medsos army. Tentara langit? Bukan. Tapi pasukan yang siap menggempur dunia nan maya ini.

Kita mulai dengan pemetaan dulu. Siapa sih musuh BPS? Maksudnya siapa sih pengguna data yang diproduksi oleh para pejuang DATA? Jawabannya adalah,kementrian lembaga, pebisnis, anak sekolahan hingga para peneliti. Sisanya kita masukkan ke dalam golongan masyarakatluas. Orang Islam? Non muslim?. Bebas. DATA BPS boleh dimakan siapa saja

So, bagaimana cara memborbardir dunia medsos tersebut? Peluru apa yang dipakai? Karet kah? Ragam DATA yang tersedia adalah peluru yang mematikan. Liat saja, para paslon pilkada, suka tidak suka pasti akan mengutip DATA BPS untuk menembak musuhnya. Ketika DATA bicara, fakta disodorkan, musuh tidak berkutik. Ukuran statistik jelas. Metodologi teruji. Jadi DATA adalah peluru mematikan. BPS adalah gudangnya senjata tersebut.

Lalu, peluru punya, mematikan lagi, bagaimana cara menembakkannya? Banyak opsi bisa dilakukan. Memakai infografis misalnya. Saat ini medsos sedang gandrung dengan opsi ini. Biarkan infografis bicara. Kita hanya perlu mengemasnya. Lalu tembakkan lewat fb, instagram atau cuitkan dengan twitter. Kalo mau sedikit elegan, buat joke, meme, komik atau cerita serial mukidi yang kesohor itu dengan bahan baku DATA BPS. Hanya butuh kreatifitas. 

Peluru ok, senjata siap, pasukan? Ini masalah klasik. Dunia maya memang tidak bisa dianggap sepele. Perlu kopassus untuk menaklukkannya. Tidak bisa disambi. Pasukan ini akan bekerja 24 jam. Memantau, menyiapkan bahan,menangkis, membuat serangan balik dan menganalisis kekuatan musuh. Butuh insting yang kuat. Suka humor. Tahan banting. Kaya ide. Dan tentu saja suka menulis. Ingat pepatah, kata kata bisa jauh lebih kejam. Fitnah misalnya?

Perlu markas? Fasilitas militer? Apa saja? Pertama tentu perangkat IT dengan segala akses internetnya. Full speed. Unlimited pulsa. Jangan sampai mau nembak, internetnya telolet om. Barak militer bisa dimana saja. Hari gini dunia tanpa batas. Yang penting pasukan dibebaskan dari tugas rutin. Pasti itu. Kalau perlu kehidupan finansialnya dijamin. Maunya.

Ah, namanya juga mimpi. Kapan jadi nyata? saya harus terbangun dulu. Membuat sebuah proposal. Menyusun konsep. Membangun tim.Itulah yang harus dilakukan. Kalau tidak, dia akan tetap menjadi mimpi dipagi hari. Di atas kereta yang sejuk ini. Zona nyaman kadang melenakan. Hayusemangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun