Mohon tunggu...
eko arissetyawan
eko arissetyawan Mohon Tunggu... Guru - guru di sman1 wonogiri

saya menjadi pendidik yang mempunyai hobby olah raga bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademis

28 Maret 2023   14:18 Diperbarui: 28 Maret 2023   14:31 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang dapat terlihat dalam perubahan saya maupun lingkungan adalah mampu membaca dan mendeteksi situasi diri maupun lingkungan terkait permasalahan yang terjadi (peka). Karena rasa peka ini, maka keinginan ingin terlibat dalam penanganan suatu permasalahan karfena rasa peduli ini semakin besar, tetapi tentunya jika hal ini melibatkan orang lain harus sepersetujuan mereka sehingga ketika interaksi terjadi kita yang terlibat sama -- sama terbuka dan bersambut. Selain peka dan peduli ini, ternyata membuat hubungan kami dengan klien (coachee) terlihat nyaman dan harmonis. Dari sini muncul ketika proses yang dilakukan telah benar -- benar maksimal, Sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas akan berlangsung dengan nyaman dan mudah mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, jika melibatkan orang loain di luar kelas/sekolah maka hubungan kami akan semakin erat, nyaman dikarenakan akan muncul sepemahaman dalam menghadapi suatu permasalahan yang terjadi.

  • Apa Yang Perlu Diperbaiki Terkait Dengan Keterlibatan Dirinya Dalam Proses Belajar 

Hal yang menjadi kelemahan saya sehingga harus mendapat penanganan dan perlu perbaikan adalah identifikasi permasalahan yang terkadang kurang detail dalam menggalinya, sehingga data yang saya peroleh dirasa kurang dan berdampak dalam membuat pertanyaan berbobot sebagai pemantik tidak runtut bahkan tidak maksimal, Selain itu belum terbiasa secara runtut dalam mengajukan pertanyaan berbobot sebagai pemantik mencari solusi. Bahkan terkadang kita yang memberi solusi dan menawarkan solulsi, hal ini pemahaman yang keliru dan tidak pas.

  • Keterkaitan Terhadap Kompetensi Dan Kematangan Diri Pribadi

Dari keompetensi yang kami peroleh, sedikit banyak mengalami peningkatan yang lumayan signifikan, apalagi setelah mempraktikan secara langsung Bersama CGP lain dan teman sejawat di sekolah, serta salah satu siswa yang bermasalah maka kompetensi ini semakinmembuat saya Percaya Diri dan mulai ada kematangan dalam setiap melakukan kegiatan ini dalam aksi nyata.

  • Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
  • Memunculkan Pertanyaan Kritis Yang Berhubungan Dengan Konsep Materi Dan Menggalinya Lebih Jauh

Pada kesempatan ini, ketika kami mencoba menjadi coach dengan permasalahan kurangnya antusiasme murid di kelas dalam pembelajaran maka hal pertama yang saya lakukan adalah menghimpun data untuk mencari ada permasalahan apa yang sedang dihadapi coachee. Dari sini kita dituntut untuk bisa kritis terhadap diri coachee dan keadaan disekelilingnya dengan menanyakan hal hal yang tadinya bersifat umum sampai hal -- hal bersifat khusus bahkan secara teknis. Maka dari sini akan diperoleh data yang valid dan kesimpulan permasalahan yang valid, dimana nanti pada akhirnya akan diperoleh kesimpulan alternative solusi yang kredibel. Supaya tujuan awal coaching ini tercapai setidaknya membuat indicator dan tahapan yang akan dilalui.

  • Mengolah Materi Yang Dipelajari Dengan Pemikiran Pribadi Sehingga Tergali Wawasan (Insight) Baru

Pemikiran yang dipunyai coach dan coachee haruslah bersifat terbuka dan mengalir, karena hal ini akan membawa kearah wawasan yang luas pada diri mereka. Sehingga materi yang menjadi topik pembahasan ini selain berbobot juga bisa dengan mudah mendapatkan alternative -- alternative solusi yang ditawarkan. Setiap solusi yang ditawarkan oleh coachee berdasar pertanyaan pemantik dari coach, dan hal ini bisa digali dari pemikiran pribadi yang bersifat kritis. Pemikiran pribadi yang bersifat kritis ini menjadi sumber wawasan yang baru bagi coach dan coachee, dan bisa dijadikan referensi rujukan permasalahan yang mungkin serupa atau permasalahan yang lain.

  • Menganalisis Tantangan Yang Sesuai Dengan Konteks Asal Cgp (Baik Tingkat Sekolah Maupun Daerah)

Tantangan yang kami hadapi sebagai CGP di instansi kami adalah munculnya guru dengan level yang dianggap berbeda (senior dan yunior) sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap proses jalannya coaching dalam komunitas praktis di sekolah maupun antar teman sejawat. Jika hal ini tetap terjadi maka alur coaching tidak akan berjalan maksimal yang dampaknya permasalahan yang ada di lapangan tidak akan menemui solusi yang tepat.

Selain senioritas, tantangan yang lain adalah kurangnya keterbukaan oleh si coachee (murid/guru/karyawan), sehingga dalam mengidentifikasi permasalahan menjadi kurang tepat dan dampaknya alternative solusi yang diketemukan juga kurang tepat.

  • Memunculkan Alternatif Solusi Terhadap Tantangan Yang Diidentifikasi

Dari tantangan yang kami hadapi tersebut, salah satu alternative solusinya adalah mencoba melakukan 2 pendekatan:

  • Pendekatan person, artinya kita menggunakan hati untuk melakukan semua tindakan terhadap coachee supaya cara pandang mereka dan tanggapan mereka berubah kea rah positip dan support. Langkah konkritnya adalah melakukan pendekatan dengan teman sejawat dan se akrab untuk saling memahami. Kemudian dilakukan dalam situasi dan kondisi secara formal, melainkan dikemas dalam suasana non formal namun tetap melakukan alur TIRTA secara maksimal. Hal ini tujuannya supaya mereka tidak merasa dilatih atau digurui, tetapi mereka seolah seperti ngobrol biasa, santai seolah saling curhat tapi bermakna dan bersubstansi sehingga kita tinggal masuk secara perlahan.
  • Pendekatan manageman, artinya untuk mengatasi rasa senioritas dan yunioritas maka kita membutuhkan bantuan dari jajaran Top Manageman untuk bisa mengarahkan dan merubah cara pandang mereka terhadap coaching yang kami laksanakan. Dalam hal ini, kekuasaan yang bersifat besar mampu mengatur hal -- hal yang kemungkinan tidak bisa dikendalikan sehingga mampu untuk menerapkan program CGP tersebut.

untuk hal yang tadinya seorang coachee sulit terbuka maka langkah yang diambil adalah merubah gaya coaching kita sesuai dengan kebiasaan yang ada pada diri coachee, sehingga seorang coach mengalir sesuai dengan cara pandang coachee, meskipun mengalir bukan berate kita tidak punya pathokan, kita tetap menggunakan indicator dan tujuan awal sebagai penentuan langkah sampai diketemukannya alternative solusi. Dalam hal ini bisa dikatakan CGP berpihak pada murid.

  • Membuat keterhubungan
  • Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman sebelumnya ketika belum mengetahui materi coaching dengan alur TIRTA, setiap permasalahan yang muncul diseputar kita terkadang bisa diselesaikan tetapi mayoritas tanpa melibatkan pihak lain. Sehingga solusi yang kita buat menjadi kurang maksimal dikarenakan kita memandang permasalahan yang dihadapi kurang obyektif. Selain itu beban yang kita pikul terkadang terasa berat dan bisa membuat kita cemas dan mungkin stress jika kita belum mengetahui solusi terbaiknya.

  •  Penerapan Di Masa Mendatang

Untuk dimasa yang akan dating, kami bisa melakukan coaching ini dengan lebih baik lagi dikarenakan pengetahuan dan praktik yang kita lakukan sebagai bekal dalam aksi nyata bisa kita terapkan. Adapun penerapannya bisa kolaborasi dengan semua pihak, dalam segala kondisi. Yang pada prinsipnya coaching ini bertujuan membantu coachee untuk memunculkan alternative solusi dari permasalahan yang coachee hadapi.

  •  Konsep Atau Praktik Baik Yang Dilakukan Dari Modul Lain Yang Telah Dipelajari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun