Seri Aksara Cerpenku 6
Ditulis oleh : Eko Irawan
-------------------------------
Sebagai anak kucing....
Tentu aku pilih tuan yang kaya. Makanku terjamin. Tidurku nyaman. Tapi apa ada orang kaya mau adopsi kucing kampung? Bersyukur walau tuanku miskin, tapi masih mending. Dari pada aku hidup di jalanan.
Bersyukur adalah nikmat. Karena masih ada ruang bagiku untuk hidup jadi kucing yang sejahtera. Bisa tidur dikasur. Makan tersedia pindang lezat. Kadang Snack kayak kucing kaya. Dan yang terpenting, aku tidak dicampur kucing liar. Yang makan dari sampah. Nikmat apalagi yang akan aku dustakan?
Dunia kucing, mungkin beda dengan dunia manusia. Sesekali aku dengarkan kuliah subuh. Sejak ramadhan, tuanku bangun pagi pagi. Acara makannya pindah jam. Akupun dapat berkah, sisa makanan yang lezat.
Radio itu kupandangi. Kadang aku tidur diatasnya. Saat menyala, antena radio itu mengeluarkan sedikit aliran listrik. Jadi Ndak nyaman nangkring diatasnya. Jadinya aku turun dibawah kolong meja, dibawah radio itu.
Aku tak tahu, kesimpulanku benar apa tidak. Ini bahasa anak kucing. Bicara tentang kaya miskin. Ternyata manusia tak bisa memilih untuk dilahirkan oleh ibu yang mana. Yang kaya atau yang miskin.
Memang harta tak dibawa mati. Segunung harta berlimpah, semua yang bernyawa pasti mati. Dan hartanya ditinggal. Tak ikut dibawa mati. Kecuali Firaun, yang membawa hartanya dikubur kematiannya. Itu kemarin, kulihat di televisi.
Rejeki Allah itu seluas langit bumi. Harus pandai mengelola, sebagai bekal kehidupan. Guyonnya, yang penting harta harus pas kecukupan. Saat ada kebutuhan ini, tagihan itu, pas ada dan cukup. Tak bingung, karena kecukupan. Bagi yang tak pernah miskin, bakalan mencela. Mengghibah kok bisa begini. Begitu. Itulah dunia manusia.
Dirumah ini, tempatku bernaung, bukanlah keluarga yang kaya. Kucing sebelah, cerita soal makanan kucing no problem. Selalu tersedia, sepanjang hari, sepanjang bulan, sepanjang tahun. Kadang kucing Oren gendut berkalung itu diajak jalan jalan pakai mobil. Bisa lihat dunia kontes kucing, yang entah dimana.