Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Suatu Pagi (Hari Hari Puisiku #28)

20 Maret 2022   12:39 Diperbarui: 20 Maret 2022   12:40 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya pagi itu. Awal. Tentang pertemuan hari baru. Harapan. Dan semangat.

Namun tidak dengan diri ini. Kisah yang harus terjadi. Harus Dihadapi. Mengeluh bukan tak mensyukuri. Tapi inilah Elegi suatu Pagi.

Bersyukur Allah memberiku kantuk. Terlelap dalam buaian malam. Ada jeda lelah, pikiran kusut dan lupakan segalanya. Walau sementara.

Seharusnya pagi itu, sapa manja. Cerita yang memompa jiwa. Agar gairah membara. Penuh motivasi dan harapan setinggi asa.

Tapi ini elegi suatu pagi. Yang tak selalu ceria. Tapi juga pahit. Getir. Dan sakit. Semoga cepat berlalu kegilaan ini. Karena Jujur, aku tiada kuat. Terus dalam elegi yang membunuh pagi.

Malang,  20 Maret 2022

Ditulis oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun