Tak perlu jauh mencontoh. Meniru niru kota lain. Kota ini punya potret sendiri. Ruh perjuangan. Semangat merdeka arek arek malang.
Deroe Kajoetangan itu, Ruh perjuangan. Pedang sastra, jiwa para muda kesatria. Yang angkat senjata, untuk merdeka.Â
Deroe Kajoetangan itu surga ruh sastra. Resapi Sorga, seperti Chairil Anwar menulis puisi..........
SORGAÂ
buat Basuki Resobowo
Seperti ibu + nenekku juga
tambah tujuh keturunan yang lalu
aku minta pula supaya sampai di sorga
yang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai susu
dan bertabur bidari beribu
Tapi ada suara menimbang dalam diriku
nekat mencemooh: Bisakah kiranya
berkering dari kuyup laut biru
gamitan dari tiap pelabuhan gimana?
Lagi siapa bisa mengatakan pasti
di situ memang ada bidari
suaranya berat menelan seperti Nina, punya kerlingnya Jati?
Puisi Chairil Anwar SORGA. Itulah Ruh sejati, Ruh kajoetangan asli. Sudah ditemukan sejak 25 Februari. Tahun 1947. Gelora sastra sang binatang Jalang. Tapi kenapa sekarang masih dicari cari. Padahal sudah ada. Sudah nyata.Â
Debat para cerdik pandai. Dari sinar lampu lampu haritage. Kongkow dalam alunan musik jalanan. Temukan rasa, hinggapi jiwa. Rindu dalam gemulai sastra. Ruh Perjuangan, Indonesia merdeka