Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi dan Masa depan Kampung Tematik

28 Desember 2021   17:03 Diperbarui: 28 Desember 2021   17:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potensi dan masa depan kampung tematik (dokpri)

Berikut adalah artikel ke 2 tentang tips trik membangun destinasi kampung tematik, dengan tema Potensi dan masa depan kampung Tematik.
Baca artikel sebelumnya di link berikut :
https://www.kompasiana.com/eko67418/61c455e406310e1cb6239f92/tips-trik-membangun-destinasi-kampung-tematik-bagian-1
Semoga menginspirasi. Tetap semangat para pegiat kampung.
-------------------------------
Mapping Potensi


Potensi yang ada di kampung, trend kekinian yang terjadi, kebijakan wilayah setempat dan program pemerintah, adalah beberapa hal yang harus dicermati para penggagas kampung tematik. Kegiatan parsial, tak berkonsep dan asal asalan akan membuat destinasi kampung hanya cukup dikunjungi sekali saja oleh wisatawan. Rasa kangen untuk berkunjung kembali tidak bisa tercipta karena inovasi awal, harus terus dikembangkan secara berkelanjutan dengan inovasi inovasi baru dan kegiatan yang bersifat baru dan berkelanjutan, sehingga mampu mengundang wisatawan. Sasaran segmentasi pengunjung juga perlu dikembangkan. Membuka jaringan dengan pihak terkait, misal sponsor, agen travel dan dinas pariwisata juga perlu ditindaklanjuti.
Berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan, agar kampung tematik jadi menarik di kunjungi.
1. Tentukan titik point utama dan titik titik kunjungan terintegrasi lainnya, sehingga wisatawan luar kota bisa menemukan lokasi dimaksud. Pasang titik koordinat di googlemap secara akurat. Titik point' utama adalah episentrum dari sebuah destinasi. Tak perlu mewah, tapi harus bersih, nyaman dan ada pemandu yang standby dilokasi secara real time. Buat aturan jam buka tutupnya kapan.
2. Episentrum destinasi kampung tematik harus jelas tujuan dan kenapa wisatawan harus datang ke lokasi tersebut. Hal termudah adalah buat lokasi ngopi yang nyaman. Jika tujuannya untuk anak anak, wahana bermain juga harus tersedia. Siapkan juga lokasi foto yang Instagram able, sehingga wisatawan yang foto disana akan jadi agen promosi gratis destinasimu. Jika tujuannya adalah wisata edukasi budidaya, buat ruang presentasi memikat, agar informasi yang disampaikan bisa memikat pengunjung. Episentrum harus jadi lokasi yang nyaman dan menciptakan kenangan bagi para pengunjung.
3. Disitu melihat apa dan kenapa harus dilihat, adalah pertanyaan untuk destinasi kampung wisata. Sekali waktu buat event, misal bazar, seminar, lomba foto, senam bersama dan giat rutin lainnya.
4. Study banding ke kampung lain adalah cara cepat belajar dan study tiru paling efektif. Pembahasan tulisan seperti ini terlalu luas, dan tidak tersegmentasi sehingga kurang tepat sasaran.
5. Ciptakan destinasi yang Ramai dikunjungi, tapi memberi manfaat bagi masyarakat. Jika ada suguhan kopi atau makan siang, pikirkan apakah suguhan tersebut gratis, dan seberapa kuat anggaranmu memberi makan minum gratis untuk pengunjung. Konsep kunjungan berbayar, untuk makan, minum dan souvernir perlu dipikirkan pegiat. Tanpa pemasukan, destinasi kampung akan perlahan mati.
6. Pikirkan fasilitas untuk pengunjung yang datang. Parkir kendaraan dimana. Suguhan yang disajikan apa, apakah gratis atau ada mekanisme membeli. Pengunjung juga butuh, makan, minum dan membeli oleh oleh khas. Adakah fasilitas ibadah dan penginapan bagi wisatawan yang kemalaman.sediakan pula kamar kecil yang baik/tidak berbau dan tersedia air bersih.
Buat spot foto dan spot kunjungan yang unik. Misal Gasebo ruang makan dibawah rumpun bambu. Dan yang penting lagi adalah peran pemandu yang ramah dan bisa menjelaskan pada wisatawan.

Masa depan destinasi kampung Tematik

Gagasan mengangkat potensi tematik adalah cara kampung, oleh kampung itu sendiri dan bermanfaat bagi kesejahteraan warga kampung. Yang terpenting, adalah ciptakan pertumbuhan ekonomi kreatif didalamnya. Didalamnya harus ada product yang menarik untuk dibeli oleh pengunjung. Kenapa harus ada usaha ekonomi didalamnya? Karena kampung ini harus mandiri dan para pegiatnya tidak mungkin terus terusan diminta urunan swadaya dan berpartisipasi untuk kegiatan macam macam, sementara keluarganya dirumah juga butuh penghidupan. Kecuali management dari kampung tematik tersebut telah profesional, sehingga seluruh SDM di dalamnya menerima gaji layak. Untuk kampung tematik pemula atau rintisan, tentu keswadayaan menjadi tulang punggung.
Keberadaan usaha ekonomi kreatif dalam sebuah destinasi itu wajib ada. Kampung tematik harus jadi sebuah kelompok yang mandiri, terpercaya dengan status badan hukum yang jelas, sdmnya profesional sehingga kelangsungan hidupnya tidak melulu menunggu bantuan dari pemerintah, urunan keswadayaan, dan atau menunggu uluran bantuan dari pihak lain. Beberapa kampung ternyata hanya menunggu pihak lain, baru menunjukan kinerjanya. Kapan kampung tematik akan maju jika progresnya baru berjalan jika ada bantuan dari pihak lain? Memang ada bantuan bisa melalui desa, pokmas, Pokdarwis atau dana lainnya karena memenuhi persyaratan tertentu. Jika ada peluang, berjuanglah untuk mengambilnya. Perlu juga sebuah kampung mengikuti kompetisi atau lomba. Namun bantuan jangan dijadikan acuan untuk bergerak. Jika demikian, itu bukan inovasi kampung, tapi menjalankan program kerja instansi.
Kampung kampung tematik yang hanya menunggu bantuan, bisa dipastikan mati suri. Kapan sektor pemberdayaan ekonomi kreatif muncul, jika inovasinya kosong dan hanya menunggu diperintah oleh instansi terkait, ada biaya baru bekerja. Tak ada dana, wassalam.
Untuk beberapa kampung, harus juga giat mengikuti Musrenbang, penguatan kelembagaan dan menjaring pihak ke 3 untuk kolaborasi. 

Potensi, pandemi dan Harapan

Sejak pandemi covid, sektor wisata ambruk. Apakah destinasi wisata kampung tematik masih Relevan? Apalagi banyak dana bantuan untuk kegiatan harus dihapus dan beralih untuk penanganan covid. Prilaku kemasyarakatan juga berubah, dengan pembatasan sosial yang ketat.
Secara umum, kunjungan wisata hampir mati. Destinasi kampung berbasis kerumunan manusia, harus dibatasi. Relevansi wisata kampung sulit dikembangkan. Satu satunya destinasi yang tumbuh dan tetap hidup adalah destinasi bertema budidaya ketahanan pangan. Titik beratnya pada wisata edukasi budidaya. Kampung tematik yang memiliki usaha ekonomi kreatif yang tetap eksis.
Disinilah konsep destinasi kampung masih relevan dan memberikan kontribusi pada masyarakat. Mereka tetap hidup ditengah pandemi dan memiliki peluang untuk semakin berkembang. Bagaimana ceritanya? Ikuti artikel kami selanjutnya.

Malang, 28 Desember 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun