Kita memang melalui banyak kisah. Bertengkar hanya karena bedak seharga 1500 saja. Sebagai lelakimu, aku memang tak pernah tahu harga kosmetik. Kupikir itu mahal. Maafkan kasihku, aku memang tidak tahu.
Dan Jogja jadi destinasi pertama yang terjauh kita kunjungi. Disini serasa surga bagi kita berdua. Petang ini, kau bisa belanja sesuka hatimu. Untuk oleh oleh. Dan serasa hati ini nyaman. Karena hidup terindah ini, ternyata bahagia berdua bersamamu.
Jadilah ini malam Minggu kita yang pertama di Jogja. Aku tak lagi sedih, karena sudah ada dirimu, Kasihku. Lupa sudah pahitnya yang lalu. Dan aku sudah tak iri dengan pasangan mesra lainnya, karena kaupun mesra denganku.
Inilah hidup bahagia yang sesungguhnya. Tak mikir rutinitas yang itu itu saja berhari hari. Tak mikir pulang cepat untuk urusan cuci cuci dan setrika. Bebas, aku milikmu, engkau milikku.Â
Dan malam yang bercinta. Asmaragama yang menyatu rasa. Semangat tiada lelah. Bergulat kasih hingga terlelap. Sirnalah sudah kepahitan lalu. Ini lembar baru. Kisah kita.
Disini di kota syahdu ini. Kita satukan rasa. Desember 0 Km Jogja jadi saksi. Saat gerimis membasah. Kita buat rekam ceria multimedia. Kita menyatu dalam deburan doa amanah. Yang jadi nyata. Aku dan dirimu.
Kita akan membuka lembar baru. Takkan terpisah untuk selamanya. Rasanya nanti kita pasti kembali. Untuk hari hari terindah. Di Jogjakarta.
O km Jogjakarta, 1 Desember 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H