Dibalik lelaki sukses, dialah wanita hebat itu. Sang Stri Nareswari. Yang setia mendukung. Berdoa siang malam.untuk bahagia, milik berdua.
Dia setia. Bukan mendua. Karena janji cinta itu suci. Bersyukurlah, karena nauangan berkah, milikmu. Dunia hingga akhirat nanti. Cinta itu jalan takdir terindah.
Kucari engkau. Datanglah. Bukan stri nareswari palsu. Yang memperalat lelakinya. Untuk diperas. Dirampok. Demi cinta dengan selingkuhanmu. Diranjang para bangsat.
Jika derita itu mengadilimu. Jangan mengeluh. Karena kau duakan cintamu. Mau sama mau. Suka sama suka. Tak ada istilah tobat, karena sudah terlambat. Dan kau sudah jual murahan kehormatanmu. Muliakah perbuatanmu?
Sesalmu ditertawakan semesta. Stri nareswari tak berbuat seperti anjing. Yang bangga selingkuh dengan pangeran terbaik. Tapi caranya seperti binatang. Dalil apa lagi yang kau dustakan.
Sekarang kau tak layak dimuliakan. Tangismu hanya sampah didepan malaikat. Karena kau sudah tertawa ngakak saat lezat diranjang para bajingan. Itu dicatat. Kau matipun itu dipertanyakan. Karena balas dendammu salah alamat. Sekarang kemana dia, setelah menodaimu?
Stri Nareswari. Menghargai kemuliaan. Memuliakan kesucian. Tak pernah jual murah kehormatan, atas nama cinta. Mending jadi pelacur sana. Dapat duwit.Â
Tapi kau? Gratis dinodai atas nama cinta palsu. Kau dapat dosa, tak dibayar, rusak mahligaimu, sulit rejekimu, pura pura kena sihir dan menyesal. Aku bisa kau tipu, tapi Tuhan muak dengan dramamu.
Stri Nareswari bukan kau lagi. Bersamamu, aku akan hidup tersiksa. Mati sia sia. Kau tak bisa ditolong lagi.Â
Jika stri nareswari lain datang, itu bukan salahnya. Karena kau telah jadi bangsat terkutuk, yang tak bisa menerima kehormatan mulia. Padahal Itu milik bidadari langit, yang bisa menghargai lelahnya tangis lelaki. Sementara kau bingung dengan lelaki lain. Cara halalmu, kau tukar cara haram. Bumi langit jijik caramu.Â