Apa yang kau tahu, apa budaya Panji. Itu dari negerimu sendiri. Indonesia tercinta. Malu rasanya jika kau tak tahu. Karena kau lahir dan hidup di tlatah negeri ini. Kenapa kau tak bangga pada budayamu sendiri.
Naskah-naskah cerita Panji masuk dalam warisan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Sejak Oktober 2017 diakui sebagai warisan dunia. Lalu, engkau anak cucu leluhur negeri tak tahu. Pantaskah mencak mencak, jika diklaim bangsa lain, sementara kamu lebih tahu ksatria import. Pandawa. Rama. Robin hood. Thor. Bahkan captain America.
Akupun serasa malu pada Dr. Lydia Kieven. Kenapa orang Jerman yang bertahun tahun intens meneliti Panji. Dijerman, beliau dikenal sebagai ahli ilmu Jawa. Sementara kau yang asli Jawa tulen, ahli apa dirimu? Bangsa lain saja bangga, terus kamu membanggakan apa?Â
Panji bukan dijawa dan Bali saja. Tapi menyebar ke Asia tenggara. Jalur Rempah membawa tranformasi tehnologi, seni, budaya dan termasuk dongeng. Di masa lalu, negeri ini sudah memiliki peradaban tinggi. Negeri negeri tetangga begitu terpikat para ksatria bumi pertiwi.Â
Budaya Panji bukan sekedar dongeng. Ia adalah inspirasi. Dari dongeng bumi Pertiwi. Seperti keong mas, golek kencana atau ande ande lumut.Â
Jalur rempah Nusantara adalah kunci. Kenapa budaya Panji menyebar se-Asia tenggara. Tak hanya tehnologi, seni dan budaya, tapi juga dongeng para ksatria tanah Jawa.Â
Budaya Panji tak sekedar dongeng. Tapi juga tentang seni kriya, tari, drama dan ternyata juga musik. Apakah Panji juga bermain musik?Â
Inilah jawaban dari Bapak Dwi Cahyono, arkeolog dan Sejarawan UM Malang dalam orasi budaya Panji yang disampaikan dalam rangka launching Panji Laras Svara di kafe mesem Tumpang kab malang pada 31 0ktober 2021, sbb :