Inilah Malang kotaku. Kota yang disebut Belanda parisj Van oost Java. Kota dingin yang terus menggeliat dalam frame sejarah. Tumbuh dalam dinamika peradaban. Penuh perjuangan, romantisme dan sejuta kisah kenangan.
Malang. Dari mana asalmu, hingga namamu disebut malang. Para cerdik pandai bergulat menjawabmu. Akupun mencari jawabnya. Dan ini kutuliskan disini. Sebuah rangkuman asal usul nama kotaku. Malang.
Tak ada nama malang di kotaku. Hingga kuberjalan menemukan sebuah desa bernama Malangsuko. Ikut wilayah tumpang. Kabupaten Malang. Kucari disana. Konon Ada sebuah bangunan suci bernama Malangkuewara (diucapkan [malakueworo]). Bangunan suci itu disebut dalam dua prasasti. Raja Balitung dari Mataram Kuno, yakni Prasasti Mantyasih tahun 907 Masehi dan Prasasti 908 Masehi. Adakah sisa bangunan itu disana, di tlatah malangsuko?
Tumpang. Disinilah Raja Wisnuwardana disemayamkan di candi Jajaghu. (Orang menyebutnya candi Jago). Ada pula candi kidal, tempat raja Anusapati didharmakan. Semua adalah peninggalan Singhasari. Raja Hayam Wuruk pun pernah ke Tumpang. Dicatat oleh Mpu Prapanca, dalam Negara kertagama.
Adakah sisa situs bangunan suci bernama Malangkuewara disana? Sebuah tanya yang kelak pasti terjawab. Dan perjalanan mencari malang, tetap dilakukan. Agar anak cucu bangga, pada kotanya. Paham sejarahnya nan agung.
Konon tersebut pula bangunan Malangkuewara terletak di daerah Gunung Buring, suatu pegunungan yang membujur di sebelah timur Kota Malang. di mana terdapat salah satu puncaknya bernama "Malang"
Perbukitan Gunung Buring. Gununge malang, Membentang. Ditimur kotaku. Dibaratpun membentang gunung nan elok. Bak putri tidur yang abadi. Gunung Kawi.
Malangkucecwara berasal dari tiga kata, Mala, bermakna segala sesuatu yang kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil, Angkuca yang berarti menghancurkan atau membinasakan dan Icwara yang berarti Tuhan. Dan Malangkucecwara itu bermakna “TUHAN MENGHANCURKAN YANG BATHIL”.
Dan Sabtu Kliwon, 11 Januari 1975, seorang administrator perkebunan Bantaran di Wlingi, Kabupaten Blitar menemukan prasasti tembaga. Itulah prasasti Prasasti Pamotoh/Ukirnegara (1120 Saka/1198 Masehi). Disana disebutlah kata Malang.