Kau, mampu sembunyikan. Cintamu. Rapi dalam rahasia. Penuh teka teki. Tak terungkap. Tersembunyi dalam lembah misteri. Tapi terbaca dalam cemburumu.
Kau, selalu sembunyi. Menolak Panji Panji rasa. Terbungkus logika. Tertutup dalam larangan. Ditolak dalam kata kata. Seolah aku sang pemaksa. Tapi cintamu terbaca. Dalam indahnya matamu.
Cinta bukan logika. Yang mudah dimengerti. Bukan matematika. Bukan ilmu pasti. Cinta ini bukan aku saja. Tapi juga tentang doa. Amanat. Titipan. Jika aku bersamamu, itulah bahagia.
Terbukalah pintu langit. Saat disatukan. Tak mudah, tapi ini ujian. Agar lebih baik. Percaya, kapan lagi. Karena nanti ini tentang kita. Bukan kata mereka. Jalani nikmati dalam tulus, aku dan dirimu.
Cinta dibulan october. Bersemi. Bersama hujan setiap senja. Menari diantara harapan. Kapankah terwujud. Kuminta IjinMu Yang Allah. Agar satukan dalam setiap nafas. Tanpa beban. Segera, dalam kemudahan, bersamamu.
Cinta dibulan october. Rawatlah. Jangan sakiti. Ini tentang kesungguhan. Mari wujudkan. Karena ini menunggu apa. Untuk apa malu berkasih. Ini milik kita. Yakini. Karena ini jalan kita berdua.
Malang, 25 Oktober 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H