Kalian sama sama baik. Merah. Penyemangat hidupku. Membara dalam semangat. Agar aku menjadi yang kau mau. Cinta dua merah.
Harusnya menjadi kita. Aku dan salah satu diantara merahku. Tapi aku tak kuasa lepas dari merah lainnya. Cinta dua merah. Aku dan dua merah.
Merah pertama. Aku punya masa depan bersamamu. Kau punya cara. Agar aku seperti dirimu. Tangguh. Tiada kenal keluh kesah. Tiada sambat. Disimpan sendiri. Biarkan orang lain menganggap. Kita baik baik saja.
Merah kedua. Kau mengerti aku. Kita bisa berbagi rasa dalam manja. Aku butuh didengar. Kau curahan hatiku dalam keluh kesah. Aku bukan manusia super, yang tetap butuh hadirmu dalam kesedihan. Tapi aku tak punya masa depan bersamamu.
Ada yang kurang. Ada yang lebih. Sempurna itu menyatu bersama dua merah. Tak bisa dipilah, tak mungkin dipisah. Cinta dua merah hadir dalam waktu yang sama, berbagi tanpa berebut dalam satu bahtera.
Ampuni aku semesta. Memilih satu, melukai yang lain. Tak dipilih aku butuh hadirmu. Dilema tiada henti, sama sama ada, untuk jadi kisah terindah. Aku dan cinta dua merah.
Malang, 9 Oktober 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H