Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Terpahat Gundah

31 Agustus 2021   12:30 Diperbarui: 31 Agustus 2021   12:46 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suara terpahat gundah dokpri

Jiwa yang sakit. Buram dalam kisah. Lara ini, bukan laraku sendiri. Tapi semua dalam masalah. Dalam dunianya masing masing. Sejak pandemi membunuh banyak nafas.

Suara terpahat gundah. Kami paham, ini cara baru. Agar memutus mata rantai penularan pandemi. Tak terbayang, jaman Semaju ini. Masih belajar cuci tangan. Jaga jarak. Memakai masker. Tapi itu harus.

Duniaku serasa terhenti. Jejakku disapu badai. Langkahku hampir roboh. Karena apa yang pernah ada, sekarang harus berubah. Menjadi sulit, seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Tak bisa kemana. Tak tahu harus apa. Dirumah menunggu keajaiban. Saat rebahan jadi pahlawan. Lomba bertahan hidup dalam segala keterbatasan.

Kami lelah ya Allah. Kembalikan dunia ceriaku. Sembuhkan negeri kami. Berpasrah padaMu untuk masa depan. Membuka lembar baru. Dalam asa yang indah.

Malang, 31 Agustus 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun