Bumi tengah bersedih. Berserak virus. Tangis kesakitan. Tangis kematian. Derita dalam pembatasan. Tetes air mata pedagang kaki lima. Yang terkungkung larangan. Demi memutus mata rantai. Penularan Pandemi.
Siapa mau sakit. Tak seorangpun mau terpapar. Sungguh pandemi merubah segalanya. Merubah bumi dalam kerangkeng. Merubah cara pikir. Cara hidup. Untuk normal baru.
Melawan itu. Masker. Proteksi diri, sembuhkan bumi. Cara hidup baru. Selamatkan diri, selamatkan yang lain. Agar tetap sehat. Tetap terjaga. Agar hidup terus hidup. Bersama terkasih.
Masker bukan menutup diri. Mengasingkan pribadi. Tapi menyelamatkan jiwa. Menyelamatkan bumi. Agar tetap indah diesok hari. Kembali bersinar bumi ini. Bersama anak cucu, dalam semangat baru. Normal baru. Bersama yang terkasih, diesok yang ceria.
Malang, 1 Agustus 2021
Oleh Eko IrawanÂ
Puisi ini didedikasikan untuk inovasi brilian para muda, mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Yoga Caesario Firmansyah bersama ketiga rekannya, Aqsha Zaki Widyatma, Fatimah Fitri Khoiriyah, dan Imago Lavelia Dei yang tengah berjuang dalam rangka Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV Oktober 2021 dengan menginovasi masker anti covidÂ
Semoga inovasi ini menjadi salah satu nominasi unggul dan terealisasi sehingga mampu melindungi banyak umat manusia dari cengkraman pandemi covid 19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H