Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jodoh Bukan Dijodohkan

20 Mei 2021   06:07 Diperbarui: 20 Mei 2021   06:07 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duhai pasangan hidup. Hadirmu melengkapi fitrah. Seperti ada siang. Ada malam. Pasti ada. Karena Tuhan menghendaki. Agar bahagia.

Jodoh bukan dijodohkan. Jika itu rekayasa kesepian. Karena jodoh jalan takdir. Tapi takkan ada, tanpa diperjuangkan.

Misteri kuasaNya. Renungan KebesaranNya. Pasti ada. Karena sudah punah manusia. Tanpa campur tangan Sang Maha Kuasa.

Telah tertulis. Telah dibuka kesempatan. Manusia hanya membuka jalan. Tak bisa dipaksakan. Tapi harus diusahakan.

Jodoh bukan dijodohkan. Hanya upaya tangan manusia. Menemukan dua insan. Selebihnya perasaan. Membangunnya. Menumbuhkannya. Dan menjaganya. Dengan cinta tulus. 

Akan abadi, jika saling jaga. Akan habis, jika saling terbuai. Oleh drama kemunafikan manusia. Sandiwara nafsu para Angkara. Dendam sihir pemutar balik fakta.

Jodoh bukan untuk dipermasalahkan. Jika dijodohkan, belajarlah tulus berbagi. Nikmati setiap langkah bersamamu. Jodoh tak akan kemana. Hingga akhir nanti.

Syukurilah pilihan yang dikirim Tuhanmu. Jangan nodai dengan nafsu bejat. Apalagi dengan alasan dendam. Hanya binatang bangsat yang tak punya akhlak. Yang bermain gila, untuk nafsu dibalik drama kepalsuan. Yang munafik.

Jodoh itu suci. Jagalah. Yang tak mampu menjaganya, itu urusanmu. Karena jodoh itu dengan kasih sayang. Untuk apa memaksakan kepalsuan. Hanya pahit yang diperumit. Jodoh bisa wassalam. Akhiri saja dengan baik, tak perlu topeng para munafik. 

Tuhan Maha Tahu. Itu ladang pahalamu. Tak nyaman, sudahi saja. Akhiri saja. Tak perlu berlebih. Hanya menambah sakit hatimu. Untuk apa sandiwara. Pura pura bahagia. 

Malang, 20 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun