Kau kira, aku disini senang? Aku meninggalkan keluarga. Ini tugas. Ini kewajiban. Ini amanat. Bukan kehendak ku sendiri. Tapi Demi keselamatan bangsa.Â
Sementara kau? Hanya pentingmu sendiri. Bukan urusan hajat hidup orang banyak. Aturan ini bukan karangan ku sendiri. Ini demi bangsamu. Agar pandemi segera berlalu.
Dilema petugas garda terdepan. Sungguh lidahmu tak bertulang. Sakitnya kau Katai binatang. Pantaskah itu terucap. Tak berkacakah bagaimana dandanmu, lalu berkata tiada akhlak.
Marah itu hakmu. Marah itu pilihanmu. Sungguh sakit kau Katai binatang. Sakit. Dan sungguh sakit. Karena ini manusia. Yang menjaga amanat negara.
Mudah kau katakan khilaf. Mudah kau katakan maaf. Jejakmu abadi. Tersimpan selamanya, Tauladan buat anak cucumu sendiri. Tak bisa terhapus oleh Sekedar menyesal. Sekedar pernyataan bermaterai. Beres urusan duniamu. Tapi......
Mungkin kau bisa lupa. Tapi keadilan akan jadi karma. Bagaimana jika anak cucumu dikatai yang sama. Padahal dirimu contohnya. Maha gurunya. Terekam dunia, Mengajarkan itu. Mengucapkan itu.Â
Ini bukan hoax. Kaulah yang memberi suri tauladan. Untuk kepentinganmu sendiri. Membinatangkan yang membela bangsa.Â
Apakah beradab contohmu? Apakah bermartabat tindakanmu? Semoga semesta memaafkanmu, karena mengatai binatang, merendahkan manusia Ciptaan Tuhanmu.Â
Malang, 18 Mei 2021
Oleh Eko Irawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI