Aku bukan siapa. Tak banyak yang kenal aku. Sebagai penyair. Yang mampus dikoyak sepi.
Aku bukan binatang jalang. Tapi aku tak mampu mengejarmu. Aku hanya aku, Yang kelaparan tanpa uang. Butuh asupan. Jiwa ini meradang. Butuh kasih sayang.
Gurat penamu, jadi gurat penaku. Akumu, ini akuku. Aku mengikuti jejak karyamu. Jauh berbatas waktu.
Aku hanya orang yang sakit jiwa. Terkubur kesepian. Dalam kematian cinta. Sang tertuduh dalam tangis perjuangan.
Aku jadilah aku. Hanya penyair tanpa panggung. Otakku lelah. Jiwaku sekarat. Dompetku terlipat, dalam tangis sedih. Kosong tanpa kasih sayang.
Terdepaklah aku, dari hidupku sendiri. Terseok dalam badai. Tersesat dalam kemunafikan. Yang benar, harus mengaku salah. Dalam drama laknat, bajingan itu.Â
Panji lusuh gelandangan. Sakit rasanya dikubur dusta. Tapi permata tak pernah redup. Tempaan hidup jadikan dewasa. Ini aku. Tunjukan mana dirimu. Tanpa drama.
Malang, selamat hari puisi nasional, 28 April 2021Â
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H