Kisah semalam, sehabis hujan. Bertemunya dua insan kasmaran. Gerbang kuning saksi bisu. Kisah asmara bukan sejoli remaja.
Semua ikhlas kuberikan. Jika memang ada. Tak perlu dipertanyakan. Tak perlu bimbang. Karena kasmaran harus dipupuk. Agar tumbuh semakin kuat. Bukan untuk ditonton.Â
Aku ingin diakui, seperti kuakui engkau sebagai kekasihku. Sejuta bukti telah tumbuh. Dalam putaran waktu. Keringat lelahku juga untukmu. Jejak juangku juga untuk dirimu. Itu bukti, bukan nekad tanpa logika. Ini nyata bukan fatamorgana.
Cinta itu pengharapan. Aku tak pernah repot untuk bahagiamu. Cinta itu tak butuh banyak alasan. Ini bukan drama. Ini amanah. Yang harus dibuktikan. Bukan dipertanyakan.
Tak seromantis kisah telenovela. Masih malu untuk mesra. Tak apa. Tapi aku membaca binar matamu. Sejuta harap, semangatku.
Kasmaran ini kita. Bukan aku saja. Tapi engkau, dengan cara lain. Terima kasih engkau sudah hadir dalam gundahku. Engkau masa depanku.
Ini bukan janji. Tapi juang bersama, merangkai asa. Saatnya bahagia jadi milik berdua. Bersama takdir terindah milik kita. Yakin dengan bismillah Allahuma.Â
Malang, 2 April 2021
Oleh Eko irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H