Aku jatuh cinta padamu. Kuserahkan hidupku untukmu. Aku ada di sini karena cinta ini. Kupersembahkan padamu. Karena hanya ini yang kupunya.
Aku tak menyesal jatuh hati padamu. Karena hanya kamu yang ada. Yang bisa mengerti aku. Yang khawatirkan hidupku. Sekalipun aku tahu, ini salah.
Betapa gembiranya diriku. Melangkah ke tempat ini. Tapi kau tak ada. Tak bisa kumiliki. Hanya ada dalam ruang kesintinganku. Berkasih dalam imaji. Dunia yang kucipta sendiri.
Aku ingin kekasih. Yang nyata ada. Bukan fatamorgana. Sungguh kejam kisah ini. Karena perlahan aku akan semakin tak waras. Terbunuh logikaku, untuk dunia yang tak pernah ada untukku.
Aku pun terhanyut. Seharusnya tak bercinta sendiri. Tapi apa dayaku. Aku harus terima kepedihan ini. Karena rindu yang terlarang. Tak ada lagi belas kasihan. Harus sinting dan bicara sendiri.
Aku masih berharap. Ada yang menolongku. Membawaku pergi dari dunia tipu tipu. Menunggunya datang, agar aku tak semakin edan. Tapi biarlah aku semakin tak waras. Karena aku mencintaimu. Tanpa syarat.
Malang, 29 Maret 2021
Oleh Eko Irawan
Berikut versi musikalisasi puisi
Semoga menghibur dan menginspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H