Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ghosting, Ada Sejak Dulu, Tanpa Alasan Menjauhi Kamu

8 Maret 2021   19:39 Diperbarui: 8 Maret 2021   19:47 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gimana ya caranya agar kita ndak kena ghosting melulu? Aksi yang ndak elok ini rasanya janggal jika terjadi di era smartphone. Pergi begitu saja tanpa pesan yang jelas. Sebenarnya ini sudah terjadi sejak dulu. Saat komunikasi terputus karena beberapa hal yang bisa terjadi di luar nalar. 

Berikut coba menggali ghosting story dalam kehidupan sehari hari. Selamat kamu kena Ghosting 

Ghosting paling update ya pesen makanan online, minta diantar Abang ojek tapi sampai di tujuan, ternyata ditinggal begitu saja. Ini sangat merugikan. Karena Abang ojek, bayar dulu pesenam itu, setelah diantar ternyata ditipu. Hal hal ini dilakukan anak anak jaman dulu yang menggoda pedagang keliling. Dipanggil datang tapi ditinggal sembunyi. Prank ala jaman dahulu.

Ghosting juga bisa terjadi dengan instansi terkait lho. Misal karena kita punya keahlian tertentu, misal music. Di awal direkrut dan disuruh ngurus ini itu, pada hari h, bukan kita yang berangkat. Tapi orang lain. Bisa jadi tetep tampil, tapi saat honornya diminta, kita dipingpong. Sampai kitanya malu nagih nagih Mulu. 

Ghosting juga bisa terjadi saat kita ikut test ujian pegawai lho. Demi meloloskan si anak orang hebat, terpaksa nama kita bisa bisa hilang, padahal posisi kita diganti dengan permainan orang dalam.

Ghosting memang lebih banyak terjadi di dunia cinta. Ditahun 90 an ini marak. Sepasang sejoli bisa diputus percintaannya gara gara ditukar sama kulkas. Gimana ceritanya? Dua sejoli itu lagi kasmaran. Kemudian pihak keluarga cewek, tiba tiba menerima lamaran dari seseorang yang mau kasih kulkas demi memperlancar urusan perjodohan. Dan bodohnya, si cewek mau saja di-setting untuk tiba tiba pergi tanpa alasan. Ini kasus ghosting 90 an dimana komunikasi itu masih sulit. Jadi kalau sekarang kena ghosting, Yo janggal banget deh. 

Ghosting terbaru terjadi pada orang orang yang beli kapling rumah. Diiming iming harga murah, banyak yang tertarik dan setor uang. Setelah ngumpul, developernya goodby.

Dan masih banyak lagi praktek ghosting dikehidupan kita. Bagaimanapun itu, ghosting adalah praktek licik untuk tujuan tertentu. Namanya juga cari keuntungan sepihak, masak mau jujur. Kalau dalam percintaan, biasanya karena faktor fitnah dan yang pegang kendali percaya begitu saja. Jika mau cros check sih, ghosting bisa diminimalisir lho.

Tapi dari pada memaksa, tapi kena ghosting seumur hidup, lebih baik bersikap hati hati. Dalam cinta tanpa bumbu janji, seperti masakan tanpa garam. Hambar. Janji itu sebenarnya motivasi. 

Celakanya, cara menilainya hanya jadi penonton. Tak didukung tapi dituntut. Tak mau bantu, tapi seneng jika gagal penuhi janji. Inilah cinta Abal Abal. Artinya cinta itu dipermainkan. Yang tidak menguntungkan didepak. Alasannya bukti tidak ada. Yang pernah baik tidak diakui dan dianggap tidak ada bukti. Ini terjadi dalam kasus perselingkuhan. 

Sebelum bubar, manfaatin dulu agar punya fasilitas seneng seneng dengan pasangan baru. Kan enak, ghosting mantan hingga sukses untuk bekal enjoy sama yang baru. Agar mantan taat, disetting lah situasi agar jatuh mental dan alasannya, itu tanggung jawab pernikahan dan alasan moral. Itu ghosting licik pebinor menggulingkan pasangan Syah. Dan itu ada. Jika dipikir waras, apakah berkah cara seperti itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun