Zona nyaman penulis itu, tercapai saat dia menemukan passion yang pas buat dirinya berkarya secara maksimal. Saat tantangan baru datang, belum tentu dia mampu mengadopsi ide baru untuk proses berkaryanya.Â
Namun demikian, tantangan baru penulis yaitu apakah ada faktor kebaruan dalam output karyanya. Inovasi karya adalah wujud bahwa karyamu tidak itu itu saja. Ada perkembangan ke arah positif. Berikut ulasannya.
Menulis di KompasianaÂ
Jadi penulis di media manapun, kita harus bisa mengikuti syarat dan ketentuan dari media yang bersangkutan. Jika tidak mau ikut aturan, lebih baik nulis di web pribadi. Kita yang nulis, kita moderasi sendiri dan tayang.Â
Sebelum nulis di Kompasiana, saya nulis di wordpress. Di sana saya banyak belajar membangun website. Namun karena belajar autodidak, antara menulis dan belajar website, ternyata waktu saya lebih banyak tercurah untuk membangun web itu sendiri.Â
Seiring waktu, web itu memang dahsyat, karena viewer dari web itu juga bejibun. Namun saya merasa, tulisan saya hanya itu itu saja. Tidak ada perkembangan. Saya terjebak idealisme saya sendiri. Pingin tahu website saya, ini linknya: tawangsarikampoengsedjarah. Monggo dikunjungi. Saya sudah lama tidak update di sana.Â
Sejak 2018 saya gabung di Kompasiana, dan ternyata gabung dengan media itu asyik banget. Sejak itu sudah 600 karya saya tayang di Kompasiana. Saya sih, tak sombong, karena hingga hari ini saya bukanlah siapa siapa. Masih penulis ecek ecek. Maklum jika efek tulisan saya juga biasa biasa saja. Viewer juga belum banyak amat.Â
Tapi saya tetap semangat, karena di Kompasiana saya dihargai. Dibanding dulu jaman nulis pakai diketik ditahun 90an. Sudah bayar posnya mahal, harus nyelengi berbulan bulan. Ngetiknya, beli kertasnya berbulan bulan, e, ndilalah hingga majalah itu tamat riwayatnya, Ndak pernah terbit. Sekarang Kompasiana mengabulkan permohonan saya waktu itu, dan jadilah saya penulis. Minimal karya saya bisa dipajang di etalase online akun Kompasiana.
Penulis BerinovasiÂ
Jika dulu menulis baru mikir pasang gambar belakangan, namun setelah saya browsing di google, ternyata karya saya tenggelam. Karena karya saya menggunakan foto karya orang lain Nemu di google images. Antara karya dan cover karya, tidak sambung. Tidak punya ruh yang saling melekat antara cover judul bergambar dengan isi karya. Saya sendiri lupa jika gambar tersebut pernah jadi cover karya saya.
Dan inovasi saya adalah penulis minimal perlu belajar tehnik fotografi. Berikut contoh hasil foto handphone sayaÂ