Lalui jalan sunyi. Terdiam. Dalam kesendirian. Menapak langkah langkah tanpa makna. Jika tanpamu.Â
Disini hanya kisah demi kisah. Bukan seperti ini maksudku. Tapi jelas itu tak mungkin. Aku hanya numpang lewat. Tamu tak diundang. Yang suatu saat harus pergi.
Entah kenapa, harus sendiri. Lalui jalan sepi. Tapi Tuhan pasti punya rencana terindah. Agar aku tak tersesat. Dalam sedihku.
Semangat ini terus tersapu angin. Antara hidup dan mati. Antara ada dan tiada. Kau jadikan indah nyala hidupku. Tapi kadang harus padam. Untuk dinyalakan yang akan datang.
Jalan sunyi bersambut sedih. Langkah yang terus bisu. Dalam potongan ranting. Ada yang suka. Ada yang tidak. Hidup hanya seperti frame tanpa gambar. Ilusi bahagia yang belum kumiliki.
Melangkah tiada lelah. Walau dalam mendung. Jemputlah aku pergi. Bersama gerimis pagi. Untuk hidup bersamamu. Dalam ceria yang belum kita miliki. Karena ini dunia kita.
Malang, 22 Februari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H