Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tunas yang Berharap

19 Februari 2021   20:52 Diperbarui: 19 Februari 2021   21:04 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri tunas yang berharap

Tuhan itu adil. Tak akan menguji umatNya, diluar batas. Apalagi membiarkan rencana jahat. Konspirasi laknat. Menginjak injak bahagiaku.

Cinta yang lalu sudah kandas. Sudahkah tuduhanmu itu diklarifikasi? Kenapa harus aku, Dipaksa akui, untuk pembenaran perbuatanmu. Seolah aku dalang. Sutradara kesengsaraan. Kau kira hanya dirimu yang memikul derita.

Kita sama. Korban. Yang dipermainkan. Dan aku yang harus jadi tersangka. Penyebab segalanya. Sudah siapkan menerima keadilan, saat hatimu dibuka dalam kebenaran?

Rugi waktu. Rugi umur. Berdebat kusir tanpa solusi. Hanya karena ego. Aku sudah mengalah. Tapi tetap salah. Seharusnya kau semangati aku. Agar jalan terbaik segera memenuhi tuntutan mu.

Namun dendammu lebih berkuasa. Kau inginkan azab segera datang. Untuk pembenaran dalilmu. Kepuasanmu, agar puas melihat kesengsaraan ku. Tapi sejuta tapi... Kau ingin bukti, dariku. Orang yang membelamu, kenapa bukan dia yang kau tuntut? Dewakah dia?

Aku pasrahkan saja. Tuhan maha adil. Aku hanya tunas yang berharap. Bermohon doa bahagia. Jika biduk kita karam karena dendam, ya sudah. Untuk apa mau tenggelam? Larut dalam carut marut. Itu masa lalu.

Tiada guna bersama. Jika kau bahagia bersamanya, ya pergi saja. Apa bukti dariku untuk modalmu senang senang bersamanya? Wow, sungguh mulia bisikannya. Pasti seluruh langit bumi memujinya. Lelaki baik hati seluruh jagat. Apa kau kira Tuhan diam saja?

Aku hanya tunas yang berharap. Aku akan berikan tanpa diminta. Tuhan bersama orang orang yang benar. Drama harus diakhiri. Menuju berkah ridho Illahi.

Malang, 19 Februari 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun