Puisi, adalah caraku bicara. Pada dunia. Tentang aku dan kamu. Kekasihku. Mungkin banyak yang tertawa. Aneh. Untuk apa. Tapi inilah aku. Duniaku.Â
Puisi, adalah caraku merenung. Memaknai hidup. Tentang aku dan kamu. Pujaanku. Mungkin dianggap ABG. Sok melankolis. Tapi aku tak peduli. Ini karyaku. Ini ekspresiku.
Dunia sangat kaya untuk diliput. Dunia, ada dalam diriku. Duniaku sendiri. Bersamamu. Kisah antara pahit getir, dan kisah antara manis dan menggelora.
Puncak itu sekarang. Diujung badai hidupku. Diakui atau tidak, masa bodoh. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Aku ingin menikmati. Bersyukur atas anugerah ini. Karena puisi, mengantar hidupku jadi penuh arti.
Puisi aku dan kamu. Ini milik kita. Dunia kita. Aku hanya punya ini. Jangan ganggu. Aku lebih baik sibuk berpuisi. Dari pada ghibah. Dari pada tidur. Dari pada nongkrong tanpa guna, ngopi tanpa faedah.Â
Duniaku sendiri. Aku ingin hidup dalam setiap bait dan kata. Abadi. Karena aku pernah ada. Hidupku sendiri. Bersamamu. Selamanya.
Malang, 19 Februari 2021
Oleh Eko Irawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H