Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Panggung Kembang Merah

12 Februari 2021   21:11 Diperbarui: 12 Februari 2021   21:20 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup bagai panggung glamour. Pesona karpet merah. Dipuja bagai selebritis. Dielu elukan saat sukses. Hidup berjaya. Pujian manusia.

Namun saat hina. Dianggap orang gila. Dilihatpun tidak. Tak disapa. Tak dilihat. Datang pun tak ada yang sambut. Apalagi digelar karpet merah.

Panggung dunia. Bagai panggung kembang merah. Dipuja saat mekar. Dihina saat rontok. Dilihat saat mempesona. Dicampakan saat layu.

Hidup bermakna bukan karena pujian manusia. Semua hanya fatamorgana. Ilusi sementara. Saat tak butuh, mereka lupa cara menghargai. Dan akan dilupakan.

Gagah dan cantik dipanggung kembang merah. Itulah sekelumit kisah. Saat berjaya. Banyak sahabat dimeja makan. Namun tiada sahabat saat kau kelaparan. Sendiri. Dalam kemiskinanmu.

Tampilan dengan hati. Tanpa pamer. Berilah bukti. Carilah panggung, dimana kau dihargai, bukan dibutuhkan. Karena banyak yang lupa, cara menghargai, saat tak butuh dirimu lagi.

Panggung kembang merah. Berjaya. Tapi akan pahit saat tak lagi merah. Saat rontok. Karena tak ada yang abadi. Semua hanya kisah sementara. Bukan soal warna.

Malang, 12 Februari 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun