Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pajak Pulsa, Ibarat Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

6 Februari 2021   17:13 Diperbarui: 6 Februari 2021   17:25 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat wfh, work from Home selama Pandemi covid 19, tingkat pendapatan mengalami penurunan dan bagi yang punya anak harus membiayai pulsa untuk sekolah online, ditambah kabar adanya pajak pulsa. Itulah ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Sedih, namun harus bagaimana lagi. Yuk, kita bahas bersama tentang tema ini, semoga bermanfaat 

Pulsa jadi kebutuhan pokok 

Diera serba online, kebutuhan pulsa bisa jadi kebutuhan pokok disetiap rumah tangga. Tak punya pulsa, rasanya seperti tak punya beras. Pulsa telah jadi kebutuhan wajib yang harus ada dan terpenuhi. Berita pajak pulsa, sebenarnya tidak bermasalah, namun ditengah pandemi dan sulitnya memperoleh penghasilan, rasanya berita tersebut serasa sudah jatuh tertimpa tangga. Berat bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan harus menanggung biaya pulsa untuk sekolah online anak anaknya. Iya kalau anaknya hanya satu, jika ada 3 bagaimana? Diera serba pembatasan, mencari penghasilan tambahan sangatlah sulit, terus bagaimana mencukupi kebutuhan pulsa jika itu semakin mahal karena ada pajaknya. Rasanya ini tidak ada solusinya, meski mahal, tetap beli saja. 

Ide WiFi gratis?

Di kota malang, melalui dinas Kominfo, telah mengadakan perangkat WiFi gratis hingga ketingkat RW diseluruh kelurahan di kota malang. Diharapkan, disekitar balai RW, anak anak bisa mengakses WiFi gratis untuk keperluan sekolah onlinenya. 

WiFi gratis merupakan solusi terbaik untuk membantu. Sudah saatnya lingkup komunitas masyarakat setempat membangun guyub rukun berswadaya membangun hotspot WiFi. Rata rata kekuatan WiFi berkisar 20 m dari titik sentralnya. Jika ada dilingkup rumah, anak anak tak perlu berkerumun di balai RW, cukup dirumah masing masing. Konsep urunan mengadakan perangkat WiFi merupakan solusi untuk meringankan kebutuhan akan pulsa yang semakin mahal.

Semoga artikel ini menginspirasi.

Malang, 6 Februari 2021

Oleh Eko Irawan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun