Hidup sudah pahit. Tak perlu diperumit. Karena bahagia itu sederhana. Tak perlu mahal. Cukup ini saja.Â
Bahagia yang sederhana. Diujung jalan berkah pengayuh sepeda. Boneka terbang lucu. Kisah susuri jalanan berdebu. Untuk sesuap nasi.
Bukan karena untung berapa. Ini sudah cukup berarti. Untuk terus hidup dan hidup. Sama bahagia, saat senyum sikecil terurai setelah tangis menderai.
Bahagia yang sederhana. Syukuri saja. Langkah kayuh lelah. Berat ditiup udara. Meletus saat panas membara. Terus kayuh, menjemput asa.
Si kecil pun berhenti merajuk. Saat kau datang berkunjung. Memberi hibur yang seru. Kisah masa kecil, berbagi berkah dalam hari hari.
Semoga selalu sehat dan berkah. Bahagia itu antara asa dan air mata. Syukur itu selalu ada. Dalam setiap kayuh sepedamu. Dinanti di setiap ujung. Menebar bahagia.
Malang, 26 Januari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H